WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyambut positif langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mulai mengoperasikan truk sampah listrik buatan dalam negeri.
Inisiatif ini dinilai sebagai lompatan besar menuju Indonesia yang lebih mandiri secara teknologi dan berdaulat dalam pengelolaan lingkungan.
Baca Juga:
Biaya Pembangunan Transmisi Listrik Tinggi, ALPERKLINAS Imbau Masyarakat Ikut Jaga dan Awasi Penggunaan Aset Negara Tersebut
Organisasi ini pun mendorong pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk menjadikan kebijakan DKI Jakarta sebagai rujukan nasional.
Penggunaan truk sampah listrik disebut sebagai inovasi teknis sekaligus representasi nyata komitmen terhadap transisi energi bersih dan penguatan industri nasional.
Hal ini dipandang sebagai bentuk keberpihakan pada karya anak bangsa sekaligus langkah nyata menekan emisi karbon dari sektor transportasi.
Baca Juga:
Pemprov Sumut Buat Regulasi Operasional Ojol, MARTABAT Prabowo-Gibran: Ini Langkah Konkret Dukung Percepatan Kawasan Metropolitan Mebidang
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa penggunaan truk listrik buatan Mobil Anak Bangsa (MAB), selain untuk efisiensi operasional, juga simbol keberanian untuk berubah.
“Langkah Pemprov DKI ini adalah terobosan cerdas dan visioner untuk menjawab tantangan lingkungan urban masa depan,” tegasnya, Senin (9/6/2025).
Menurut Tohom, adopsi truk compactor listrik oleh Jakarta harus menjadi titik awal perubahan sistemik dalam pengelolaan sampah di kota-kota besar.
Truk listrik jenis ini dinilai jauh lebih relevan dengan kebutuhan lingkungan hidup saat ini karena bebas emisi, rendah kebisingan, dan hemat energi.
"Kalau Jakarta sudah memulainya, jangan tunggu Jakarta jauh di depan. Pemerintah daerah di seluruh Indonesia harus bergerak cepat mengadopsi kebijakan serupa," kata Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini.
Ia menyebutkan bahwa kendaraan operasional milik pemerintah seharusnya menjadi contoh dalam transisi menuju energi bersih.
“Truk-truk berasap hitam berbahan bakar fosil seharusnya menjadi bagian dari masa lalu. Masa depan adalah listrik, dan masa depan itu harus kita buat hari ini,” ujarnya.
Truk compactor listrik yang dioperasikan DKI Jakarta merupakan produk MAB dengan kapasitas enam meter kubik.
Kendaraan ini dilengkapi sistem plug-in elektrik, sistem pemadatan otomatis, panel kendali digital, serta hydraulic control unit yang menjamin efisiensi dan keamanan pengoperasian. Daya listrik yang dibutuhkan hanya sebesar 1,5 kW dengan sistem 3 phase.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa lima unit truk compactor listrik ini telah diadakan tahun ini dan akan digunakan untuk mengangkut sampah ke RDF Plant Rorotan dan TPST Bantar Gebang.
“Ke depannya, kami akan terus menambah jumlahnya sebagai bagian dari peremajaan armada,” kata Asep.
Untuk mendukung pengoperasian truk listrik tersebut, DLH juga menyiapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di lokasi strategis, seperti pool truk Dinas, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang.
Teknologi super fast charging memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh hanya dalam waktu 20 hingga 30 menit.
Tohom melihat upaya ini sebagai langkah awal menuju sistem pengelolaan lingkungan yang lebih modern dan mandiri.
“Truk sampah mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang. Tapi ketika ia bebas emisi dan buatan anak bangsa, maka itu adalah simbol dari Indonesia yang berani berubah, berdikari, dan berpihak pada masa depan,” pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]