WahanaNews.co | Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, KPH Japto S Soerjosoemarno,
menanggapi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Komjen Listyo Sigit
Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri.
Menurutnya, Jokowi memilih Komjen
Sigit karena faktor kepercayaan dan prestasi.
Baca Juga:
Anggota DPRD Sumbar Verry Mulyadi Gelar Reses di Kampung Baru Nan XX Padang
Japto mengapresiasi lima nama jenderal
bintang tiga yang diajukan Kompolnas ke Presiden Jokowi.
Mereka adalah Wakapolri Komjen Gatot
Eddy Pramono, Kepala BNPT Komjen Boy Rafly Amar, Kabareskrim Komjen Listyo
Sigit Prabowo, Kalemdiklat Komjen Arief Sulistyanto, dan
Kabaharam Komjen Pol Agus Andrianto.
Dia menyebut, semuanya
adalah kader terbaik Polri.
Baca Juga:
Pasca Disita, KPK Kembalikan 11 Mobil Mewah pada Ketum Pemuda Pancasila
Japto mengatakan, Jokowi saat ini
tengah bertarung dengan segenap daya yang ada untuk memastikan periode kedua
ini bisa diakhiri dengan mulus.
Namun,
masalahnya, periode kedua ini cukup berat, karena
ada pandemi Covid-19.
Atas dasar itu, tidak heran jika
Jokowi memilih Komjen Sigit, sosok calon Kapolri yang dia kenal secara
personal.
Faktor kepercayaan dinilai Japto
sebagai pertimbangan utama Jokowi memilih Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Keduanya secara personal kenal, dan
pernah bekerjasama saat Jokowi menjabat Wali Kota dan Komjen Sigit menjabat
Kapolres Surakarta.
Keduanya makin dekat saat Komjen Sigit
menjadi ajudan Jokowi setelah dilantik jadi Presiden di periode pertama, 2014.
Japto kemudian menyinggung soal
prestasi Komjen Sigit yang dia sebut jadi faktor pendukung kepemimpinannya
menjadi Kapolri.
Sebagai Kabareskrim, Sigit dia nilai
berhasil menyelesaikan polemik penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.
Sigit dinilainya berhasil menangkap
pihak yang menjadi pelaku dan mengantarkan ke meja hijau.
Sigit juga berhasil membawa pulang
salah satu buronan korupsi kakap, baik dari segi kerugian negara maupun dari
rute pelarian, yakni Maria Paulin Lumowa, yang
diduga terlibat pembobolan Bank BNI tahun 2003.
"Sigit juga berhasil
menyelamatkan muka institusinya saat berhasil membongkar aksi kongkalikong anak
buahnya dengan buronan kakap, Djoko S Tjandra. Dengan sigap, dia
tak hanya berhasil menghentikan pelarian Djoko S Tjandra yang sudah buron sejak
tahun 2009. Dia juga berhasil membongkar jaringan pembantu pelarian Djoko S
Tjandra di kepolisian dan sejumlah institusi lain," jelas Japto, dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Japto menyatakan akan mendukung penuh
penunjukan Komjen Sigit sebagai calon tunggal Kapolri.
Nantinya, ke depan, Pemuda Pancassila akan bersinergi dengan Polri untuk sama-sama
meningkatkan Kamtibmas dan kesadaran hukum di masyarakat.
Dia juga berharap DPR bisa segera
melakukan fit and proper test atau
uji kelayakan dan kepatutan, mengingat Jenderal Idham Azis segera
memasuki masa pensiun.
Sementara itu, Sekjen MPN Pemuda
Pancasila, H Arif Rahman SH, menyatakan, saat ini
satu-satunya pengganjal bagi jalan Komjen Sigit adalah
maraknya suara keberatan dari kelompok intoleran yang menyoal keyakinan Sigit.
Bagi Arif, itu bukanlah persoalan
prinsipil, apalagi tidak ada aturan yang mensyaratkan Kapolri harus
berkeyakinan tertentu.
"Sebaliknya, dengan adanya isu
sentimen keyakinan ini, Pak Sigit akan lebih hati-hati melangkah dan akan
menjunjung tinggi profesionalitas dan transparansi. Sebab, dia sadar ada keliru
sedikit, isu keyakinan ini akan mengemuka," ujar Arif.
Karena itu, lanjut Arif, menyimak
pertimbangan-pertimbangan tersebut, Pemuda Pancasila akan berperan aktif mengawal
Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri pilihan Presiden Jokowi. [dhn]