WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama seluruh operator seluler nasional terus mempercepat proses pemulihan layanan telekomunikasi yang terdampak banjir besar di Provinsi Aceh.
Upaya serupa juga dilakukan di wilayah lain yang mengalami gangguan, khususnya di beberapa kabupaten di Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Baca Juga:
Kemkomdigi Tegaskan Domain “coretaxdjp.go.id” Palsu, Minta Publik Lebih Waspada
Di antara tiga provinsi tersebut, Aceh menjadi daerah dengan tingkat kerusakan paling berat.
Banjir telah memutus pasokan listrik, merusak akses jalan, hingga mengganggu infrastruktur jaringan telekomunikasi, sehingga memengaruhi kualitas layanan secara signifikan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menegaskan bahwa pemerintah menjadikan pemulihan layanan di Aceh sebagai prioritas utama selama masa tanggap darurat berlangsung.
Baca Juga:
Meutya Hafid: Perempuan Pelaku UMKM adalah Pahlawan Masa Kini Penggerak Ekonomi Nasional
“Kita semua tentunya bergotong royong untuk memulihkan keadaan dan berharap semua bisa memberikan simpatinya yang tinggi kepada sesama,” ujar Wamen Nezar saat meninjau langsung proses pemulihan di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Banda Aceh, Rabu (03/12/2025).
Berdasarkan data terbaru per 5 Desember 2025, dari total 3.414 BTS yang tersebar di seluruh Provinsi Aceh, sebanyak 1.789 BTS atau sekitar 52,4 persen telah kembali aktif dan beroperasi.
Angka ini menunjukkan adanya percepatan perbaikan jaringan dalam beberapa hari terakhir.
Wamen Nezar menyampaikan bahwa persentase pemulihan diperkirakan akan meningkat seiring pulihnya pasokan listrik ke kawasan terdampak.
Dengan suplai energi yang mulai stabil, aktivitas perbaikan di lapangan dapat dipercepat sehingga dalam satu pekan ke depan, jaringan diharapkan mendekati kondisi normal.
“Mudah-mudahan pekan ini bisa pulih seperti sediakala. Karena kendala yang kami temukan masih seperti pada hari-hari sebelumnya, yaitu berupa energi listrik,” ujar Wamen Nezar Patria.
Ia juga menambahkan bahwa Kemkomdigi bersama operator seluler melakukan koordinasi intensif, monitoring harian, serta pengecekan langsung di lapangan untuk memastikan seluruh proses berjalan cepat, terukur, dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat.
“Laporan perkembangannya setiap hari, bahkan juga jam per jam bagaimana perbaikan telekomunikasi itu dilaporkan,” jelasnya.
Untuk wilayah yang masih mengalami isolasi komunikasi akibat padamnya listrik dan rusaknya BTS, Kemkomdigi menurunkan perangkat komunikasi darurat berbasis satelit menggunakan Starlink, yang dipadukan dengan genset sebagai suplai energi sementara.
Perangkat ini berfungsi sebagai sistem penyangga (buffer system) agar komunikasi publik tetap berlangsung, terutama untuk kebutuhan vital seperti evakuasi warga, distribusi logistik, layanan medis, serta pelaporan kondisi lapangan secara real-time.
Seluruh layanan komunikasi darurat tersebut diberikan secara gratis, tanpa tujuan komersial, dan sepenuhnya disiapkan untuk mendukung operasi kemanusiaan.
Selain itu, Kemkomdigi juga terus berkoordinasi dengan PLN dan instansi terkait agar perbaikan infrastruktur telekomunikasi dapat berjalan bersamaan dengan pemulihan jaringan listrik di berbagai titik terdampak.
“PLN mengatakan Jumat mudah-mudahan listrik bisa pulih kembali, ini akan mempercepat kerja kita untuk memulihkan jaringan telekomunikasi di Aceh,” tandas Wamen Nezar.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]