WahanaNews.co | PT
Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyebutkan volume pengguna KRL hingga
awal 2021 mengalami penurunan cukup signifikan. Direktur Utama KAI Didiek
Prasetyo mengungkapkan, penurunan mencapai 60 hingga 70 persen.
Baca Juga:
Kronologi Polisi Bongkar Pabrik Uang Palsu di Bogor, Berawal dari Tas Misterius di KRL
Itu terutama akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah sejak 2020 lalu.
Secara rinci, Didik menyebut, penumpang pada September 2020
hingga 10 Januari 2021 hanya sebesar 300 ribu-400 ribu per bulan. Padahal,
dalam kondisi normal, jumlah penumpang bisa sebesar 1 juta-1,1 juta per bulan.
Ia menyebut hal ini seiring dengan aturan jaga jarak
(physical distancing) yang membuat kereta hanya boleh diisi dengan kapasitas
35-40 persen dari normal.
Baca Juga:
Terbongkarnya 'Pabrik' Uang Palsu di Bogor, Bermula Tas Tertinggal di Stasiun KRL Tanah Abang
"Penumpang KRL di Jabodetabek itu dari 200 ribu sampai
ke 400 ribu di sekitar Juni. Masa transisi Juni-September rata-rata 400
ribu-200 ribu penumpang dan sekarang ini ada penurunan sedikit tapi berkisar
300 ribu-400 ribu di awal 2021," jelas Didiek pada webinar KAI, Selasa
(19/1).
Tak hanya terjadi di Jabodetabek, ia mengatakan penurunan
volume penumpang juga terjadi pada Kereta Api Prameks (Prambanan Ekspres)
jurusan Yogyakarta-Solo.
Pada Januari 2020 atau sebelum pandemi melanda, KCI
mengantar sebanyak 315.484 penumpang. Lalu, terjadi penurunan pada awal pandemi
melanda yakni pada Maret 2020 menjadi 202.910.
Kemudian, pada saat kebijakan belajar dan bekerja dari rumah
diterapkan, pihaknya mencatat penurunan tajam menjadi 33.168 penumpang saja.
Pada titik terendahnya yakni Mei, KCI hanya mampu menjual 22.549 karcis saja.
Meski berangsur mengalami pemulihan, namun angka masih jauh
dari normal. Misalnya pada Juni-September 2020, kisaran penumpang per bulan
hanya sebanyak 54 ribu hingga hampir 120 ribu orang per bulan.
Lalu, di akhir tahun yakni periode Oktober-Desember, okupansi
hanya sekitar 40 persen dari normal yakni sebesar 140 ribuan penumpang per
bulan untuk ketiga bulan tersebut.
"Untuk Prameks dalam kondisi normal bisa mengangkut 5
jutaan orang dalam setahun," pungkasnya. [qnt]