WahanaNews.co, Jakarta - Hans Tomasoa (83), yang ditemukan meninggal di rumahnya di Jonggol, Kabupaten Bogor, diketahui merupakan seorang dosen dan mantan direktur HRD di PT Samudera Indonesia.
Menurut akun @bacottetangga__, Hans Tomasoa pernah menjabat sebagai Direktur di PT Samudera Indonesia.
Baca Juga:
410 Kepala Desa di Kabupaten Bogor Mendapat Perpanjangan Masa Jabatan
"Opa Hans Tomasoa ini mantan Direktur HRD PT. Samudera Indonesia, Oma mantan bintang radio," tulis akun tersebut.
Profil PT Samudera Indonesia
PT Samudera Tbk, seperti yang dijelaskan di laman resmi samudera.id, adalah perusahaan yang bergerak di bidang transportasi kargo dan logistik.
Baca Juga:
Polsek Cileungsi Tangkap Pelaku Curanmor yang Beraksi di Cileungsi-Jonggol
Didirikan pada tahun 1949 dengan nama NV ISTA (Internationale Scheepvaart Transport Agenturen), perusahaan ini diambil alih oleh Soedarpo Sastrosatomo pada tahun 1953.
Pada tahun 1964, melalui penggabungan NV ISTA, INSTEL, dan SHVI, nama usaha berubah menjadi PT Perusahaan Pelayaran Samudera 'Samudera Indonesia'.
Sejak tahun 1999, perusahaan ini telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 70 tahun, Samudera Indonesia telah mengembangkan nama merek 'Samudera' yang dikenal luas.
Samudera Indonesia memiliki lima lini bisnis: Samudera Shipping, Samudera Logistics, Samudera Ports, Samudera Property, dan Samudera Services, yang memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pelanggan.
Didukung oleh 6.500 tenaga kerja berkualitas, lebih dari 110 anak perusahaan, cabang, dan kantor di seluruh pelabuhan utama di Indonesia dan Asia, Samudera Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi logistik dan pelayaran yang inovatif.
Sebelumnya diberitakan, Hans Tomasoa ditemukan tewas bersama istrinya, Oma Rita, di kediaman mereka di Jonggol. Terakhir kali dilihat oleh tetangga pada Senin, 8 Juli, mereka keluar rumah untuk membeli mie ayam. Setelah itu, mereka tidak terlihat lagi.
Pada Sabtu pagi, 13 Juli 2024, Pak RT mencoba menghubungi anak-anak mereka tetapi tidak mendapat respons. Saat Pnt/Dkn di SP3 berkunjung untuk mengajak Hans dan istrinya mengikuti perjamuan kudus, pintu rumah terkunci dan tidak ada jawaban. Akhirnya, bersama RT/RW, diputuskan untuk membongkar pintu karena sudah mulai tercium bau tidak sedap.
Setelah pintu berhasil dibuka, Hans dan istrinya ditemukan sudah tidak bernyawa.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]