WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pertunjukan spektakuler bertajuk "JIWA (Journey Indonesia’s Wisdom & Arts)" yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berhasil mencetak sejarah baru di Paviliun Indonesia, Expo 2025 Osaka.
Pada 13 Agustus 2025, acara ini mencatatkan rekor kunjungan harian tertinggi yakni 30.580 pengunjung, angka yang hingga kini belum tertandingi.
Baca Juga:
Kemkomdigi Tegaskan Komitmen Jaga Kualitas dan Keamanan Satu Data Indonesia
Antusiasme tersebut muncul berkat sajian utama pertunjukan JIWA yang menghadirkan kolaborasi antara kearifan lokal Kasepuhan Gelar Alam dan teknologi digital modern.
Suguhan seni budaya ini tidak hanya menjadi magnet di ajang Expo, tetapi juga sekaligus ikut memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Keberhasilan "JIWA" dan Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025 membuktikan bahwa diplomasi budaya digital Indonesia mampu memukau dunia, sekaligus menjadi momentum tepat untuk merayakan 80 tahun kemerdekaan RI di panggung internasional,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Baca Juga:
Menkomdigi Ajak Masyarakat Renungkan Makna Sejati Proklamasi di HUT ke-80 RI
Data manajemen Paviliun Indonesia mencatat, rekor tersebut turut mendorong jumlah kunjungan kumulatif menjadi 1.906.296 orang sejak pembukaan Expo pada April 2025.
Angka itu sudah mencapai 68 persen dari target 2,8 juta pengunjung hingga penutupan nanti.
Sebelum rekor terbaru ini, pencapaian harian tertinggi terjadi sehari sebelumnya, 12 Agustus 2025, dengan 29.848 pengunjung.
Hingga 17 Agustus 2025, tepat pada puncak HUT ke-80 RI, Paviliun Indonesia sudah menerima 2.024.099 pengunjung, termasuk 29.129 pengunjung pada hari peringatan kemerdekaan.
Expo 2025 Osaka sendiri menargetkan 28 juta total pengunjung dari seluruh dunia, dan Paviliun Indonesia optimistis mampu menyumbang porsi signifikan, termasuk menyambut pengunjung ke-2 juta dalam waktu dekat.
Pertunjukan “JIWA” yang memikat hati penonton ini berlangsung pada 13 Agustus 2025 pukul 17.30 dan 19.30, dilanjutkan pada 14 Agustus pukul 16.00 dan 18.00.
Acara tersebut terinspirasi dari kehidupan Komunitas Adat Kasepuhan Gelar Alam di Sukabumi, Jawa Barat, yang masih memegang teguh tradisi bertani alami, sistem lumbung padi (leuit), serta ritual adat.
Melalui program Internet Masuk Desa Kemkomdigi tahun 2009, komunitas ini mulai terkoneksi dengan dunia luar dan kini menjadi simbol harmoni tradisi dan inovasi.
"Pemilihan Gelar Alam karena kawasan tersebut sebagai penghasil padi, penopang program ketahanan pangan yang merupakan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto," jelas Meutya.
Pertunjukan JIWA menampilkan kolaborasi Kafin Sulthan, DJ Hendra, dan Batavia Dancers, yang menghidupkan fragmen kehidupan masyarakat adat dengan sentuhan koreografi antara gerakan tradisional dan modern, aransemen musik daerah, serta visual digital yang membawa penonton merasakan perjalanan budaya Nusantara hingga horizon inovasi.
Meutya menekankan, teknologi bukanlah lawan budaya, melainkan bisa menjadi mitra yang menjaga sekaligus mengangkat nilai luhur bangsa.
“Budaya adalah jati diri kita, teknologi adalah kendaraan kita, dan panggung dunia adalah ruang kita untuk bersuara,” tegasnya.
Paviliun Indonesia pada Expo 2025 Osaka mengusung tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”, terinspirasi dari filosofi Tri Hita Karana yang menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]