WahanaNews.co | Beroperasinya Jalan Tol
Trans-Sumatera dinilai dapat mendorong pertumbuhan pembangunan di sektor
properti beserta segenap elemen pendukungnya, termasuk
ketenagalistrikan.
Hal itu membuat Tol Trans-Sumatera
muncul sebagai ujud dari sarana infrastruktur yang terintegrasi atau menjadi
alat dukung perkembangan industri, perumahan, dan komersial.
Baca Juga:
Percepat Konektivitas Sumut, 2 Ruas Baru Tol Kutepat Rampung 100%
Seperti
yang terjadi di Pulau Jawa, sektor properti pun akan tumbuh di lokasi-lokasi yang
dekat dengan akses Jalan Tol Trans-Sumatera.
"Dengan
mempertimbangkan situasi di Jawa, pengoperasian jalan tol seharusnya memicu
perkembangan properti di sepanjang jalur tersebut, terutama perkembangan
industri dan perumahan, yang kemudian didukung oleh perkembangan komersial,"
kata Head of Advisory Colliers Indonesia, Monica Koesnovagril, dalam
laporan tertulis yang diterima media, beberapa waktu lalu.
Meski
demikian, Monica menjelaskan, terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan
oleh pengembang perumahan untuk memastikan bahwa kawasan yang akan dibangun di
Pulau Sumatera itu terintegrasi dengan infrastruktur.
Baca Juga:
Tol Baru di Sumatera Ditargetkan Capai 972 Kilometer di Akhir 2024
Paling
penting, pengembang harus memiliki dan mendapatkan akses informasi yang tepat
dan valid terkait pemetaan infrastruktur yang akan dibangun dan dikembangkan di
Pulau Sumatera.
Lokasi
infrastruktur menunjukkan potensi terbesar untuk pengembangan pada masa depan,
sehingga penting untuk melakukan studi kelayakan yang terperinci dan akurat
agar tidak ada kesalahan perhitungan dalam persiapan dan kemajuan proyek.
Monica
juga menegaskan, peta pembangunan infrastruktur ini harus selalu dicermati agar
bila ada perubahan dalam bentuk apa pun, pengembang bisa sigap dalam mencari
alternatif atau merumuskan solusi yang tepat.
Dalam
laporannya, Monica menyebut, Jalan Tol Trans-Sumatera mendorong pertumbuhan
sektor properti pada Kuartal I-2021, terutama dipicu oleh sektor lainnya, seperti pertanian yang merupakan
sektor ekonomi utama di delapan provinsi.
Sektor
tersebut menyumbang 22 hingga 32 persen dari PDRB di setiap provinsi, kecuali
Sumatera Selatan.
Setelah
pertanian, perdagangan menjadi sektor ekonomi utama di enam provinsi,
memberikan PDRB 11 hingga 19 persen di setiap provinsi.
Manufaktur
adalah sektor utama di empat provinsi, menyumbang 20 hingga 28 persen dari
PDRB.
Lalu
pertambangan merupakan sektor utama di tiga provinsi, menyumbang 13 hingga 20
persen dari PDRB.
Karenanya,
melihat struktur ekonomi di Sumatera, kawasan industri penunjang pertanian dan
pertambangan berpeluang menjadi jenis utama pertumbuhan properti di sepanjang
ruas Tol Trans-Sumatera.
"Jalan
tol juga harus memudahkan akses ke properti, serta tujuan wisata yang unik dan
beragam di seluruh pulau," terang dia.
Oleh
karena itu, sektor pariwisata dan perhotelan juga akan tumbuh sejalan dengan
beroperasinya jalan tol ini.
Untuk
sektor pariwisata diharapkan terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah pengunjung,
sedangkan di sektor perumahan diharapkan kebutuhan akan semakin terpenuhi, dan
angka transaksi menjadi positif.
Selanjutnya,
pertumbuhan sektor industri dan perhotelan akan menjadi daya tarik bagi pengembangan
perumahan, komersial dan fasilitas pendukung lainnya, termasuk fasilitas
pendidikan serta kesehatan.
Dengan
selesainya pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera pada 2024 nanti, diharapkan
perputaran ekonomi akan lebih cepat dan besar, terutama terkait ekspor dan
impor serta nilai investasi kawasan industri yang besar. [dhn]