Dengan adanya digitalisasi ini pun pemeliharaan pembangkit telah dilakukan secara efektif sebelum memasuki periode siaga Idulfitri.
“Pemeliharaan sifatnya menjadi preventif, tidak reaktif setelah terjadi gangguan. Sistem ini bisa dilihat tidak hanya oleh petugas di lapangan, tetapi juga Direksi PLN Nusantara Power, Direktur Pembangkitan PLN, bahkan Direktur Utama PLN bisa memonitor secara real time,” kata Darmawan.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Dari sisi pasokan energi primer, dirinya memastikan keamanan pasokan batubara untuk PLTU Paiton dengan dengan rata-rata ketersediaannya di atas 20 Hari Operasi (HOP).
PLTU Paiton dalam operasionalnya juga terus mampu menjaga emisinya berada di bawah ambang baku mutu yang ditetapkan Pemerintah.
Sehingga PLTU Paiton mendapatkan Proper Emas yang menjadi penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup sejak tahun 2017 dan menjadi Proper Emas pertama yang diraih PLN Grup.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
PLTU Paiton juga menjadi pionir program cofiring dengan mengganti sebagian 5% batubara dengan sawdust (serbuk kayu) sebagai bahan bakar agar lebih ramah lingkungan.
Ketersediaan sawdust pun sangat aman dan siap memenuhi kebutuhan selama momen Idulfitri.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.