WahanaNews.co | Nuansa perayaan Natal 2023 sudah terlihat bagi sebagian agama Kristiani dengan sibuk mencari dan mempersiapkan pernak-pernik untuk mendekorasi rumah dan pohon Natal yang biasanya jadi ikonik saat Natal.
Mengapa pohon cemara yang dijadikan dekorasi rumah saat Natal, kenapa bukan pohon yang lain?
Baca Juga:
Ribuan Pegawai PLN Group Bersihkan Pantai dan Sungai Serentak Se-Indonesia
Berikut ini penjelasannya:
Seperti diketahui bersama, umat Kristiani biasa menggunakan pohon cemara berwarna hijau sebagai lambing Natal yang biasanya akan didekorasi secantik mungkin.
Hari Natal merupakan perayaan hari besar bagi umat Kristiani oleh karena itu mereka akan melibatkan sesuatu yang dinilai sakral dalam perayaan ini, seperti hal nya pohon cemara.
Baca Juga:
Kebahagiaan Umat Kristen di Saudi Beli Pohon Natal Tanpa Sembunyi-sembunyi
Pohon Cemara Jadi Pohon Natal
Pohon cemara yang sering dijadikan sebagai pohon Natal ternyata menyimpan makna yang mendalam sebagai simbol harapan, kehidupan, dan keteguhan.
Dilansir dari laman History, pohon yang tetap hijau sepanjang musimnya ini tidak hanya menjadi elemen dekoratif, melainkan juga membawa pesan spiritual yang dalam.
Pohon cemara, dengan sifatnya yang tetap tumbuh subur dan hijau di berbagai musim, diartikan sebagai lambang keteguhan dan keabadian.
Bahkan saat musim dingin melanda, pohon ini tidak merusak keindahannya, menjadi metafora kuat akan kekekalan kasih Tuhan Yesus terhadap umat manusia. Pesan keabadian ini membawa harapan bagi umat, mengingatkan kasih dan berkat Tuhan senantiasa hadir tanpa pandang waktu atau musim.
Pohon cemara menjadi simbol yang mengajarkan nilai-nilai kekal dan universal, membangkitkan kesadaran akan kehadiran kasih Tuhan yang terus mengalir dalam setiap aspek kehidupan.
Tidak hanya sebagai lambang harapan, pohon cemara juga diyakini sebagai penangkal terhadap energi negatif.
Keyakinan bahwa pepohonan yang tetap hijau dapat menjauhkan keluarga dari pengaruh buruk seperti penyihir, hantu, roh jahat, dan bahkan penyakit, telah menjadi bagian dari tradisi dan kepercayaan masyarakat di berbagai negara.
Dalam perspektif lain, siklus hidup pohon yang melibatkan proses gugur daun pada musim tertentu, seperti musim gugur dan musim dingin, dipercayai memiliki pesan filosofis.
Hal ini menjadi pengingat alami akan siklus hidup dan mati manusia, mengajak umat untuk merenung tentang keterbatasan dan kebesaran hidup manusia dalam alam semesta yang begitu luas.
Pohon cemara tidak hanya menjadi unsur dekoratif semata dalam perayaan Natal, tetapi juga menjadi sarana spiritual yang membawa makna mendalam bagi umat manusia.
Simbol harapan, kehidupan, dan keteguhan yang terkandung dalam pohon Natal mengajak kita semua untuk merayakan Natal dengan penuh kesadaran akan pesan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Pohon Natal sering dihiasi pada awal bulan Desember dan menjadi pusat perhatian selama sisa musim liburan.
Banyak keluarga juga menambahkan elemen pribadi pada pohon mereka, seperti foto keluarga, hadiah kecil yang terbungkus rapi, atau hiasan-hiasan yang memiliki makna khusus bagi mereka.
Selain itu, menghias pohon Natal juga merupakan salah satu hal yang paling dinantikan dan ikonik dalam merayakan suasana Natal.
Berbagai dekorasi yang dipilih dengan cermat dapat memberikan sentuhan magis dan memeriahkan atmosfer perayaan.
Bola-bola kaca atau plastik dengan berbagai ukuran dan warna dapat memberikan tampilan yang cerah dan menyenangkan pada pohon Natal.
Ornamen-ornamen bertema Natal seperti lonceng, bintang, dan pita juga bisa menjadi pilihan menarik.
Lampu-lampu kecil yang bersinar lembut atau berkedip-kedip memberikan sentuhan kehangatan dan keajaiban pada pohon Natal.
Pilihan lampu LED dengan berbagai warna dapat menambahkan nuansa yang berbeda dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
[Redaktur: Zahara Sitio]