WahanaNews.co |
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempredikisi akan
munculnya gempa dengan kekuatan 8,9 Magnitudo, dan Tsunami dengan tinggi 29
meter di Jawa Timur.
Prediksi ini muncul setelah BMKG melakukan
pemodelan matematika, untuk mengukur potensi besaran gempa dan ketinggian
tsunami di wilayah tersebut.
Baca Juga:
BMKG Ingatkan Warga Waspadai Cuaca Ekstrem hingga 15 Desember 2024
Hal ini dikemukakan oleh Ketua BMKG, Dwikorita
Karnawati, dalam webinar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami
di Jawa Timur.
"Berdasarkan sejarah dan data-data yang
terekam sampai hari ini, kami menyusun simulasi dan pemodelan secara matematis
potensi tsunami di Jawa Timur," kata Dwikorita.
Dari hasil pemodelan itu, ditemukan fakta
mengenai tsunami di wilayah Jawa Timur.
Baca Juga:
BMKG: Prakiraan Cuaca Jabodetabek dalam Sepekan Sepekan
Potensi tinggi maksimum tsunami pada seluruh
pesisir, ada di Kabupaten Trenggalek dengan kisaran 26-29 meter.
Sedangkan untuk waktu tercepat, tercatat di angka
20-24 menit pada Kabupaten Blitar.
Zona Seismik Gap
Lebih lanjut, dalam webinarnya, Dwikorita
menjelaskan mengenai peta distribusi gempa di Jawa Timur dalam periode 2008
hingga 2020.
Tercatat ada ratusan titik gempa selama
periode tersebut, yang ditandai dengan titik berwarna merah dan kuning.
Pada peta tersebut juga terlihat masih ada
ruang kosong, yang merupakan zona bebas gempa sejak 2008.
Menurut Dwikorita, ruang itu dinakaman zona
seismik gap, yang patut diwaspadai keberadaannya.
"Karena zona itu belum melepaskan energi
sebagai gempa, energi masih tersimpan di sana. Artinya baru siap-siap akan
melepaskan energi," tuturnya.
Energi besar yang telah lama terpendam
dan sewaktu-waktu bisa keluar secara bersamaan menjadi kekhawatiran besar BMKG.
Takut jika guncangan besar itu bisa
memicu munculnya tsunami di daerah Jawa Timur.
Berangkat dari kekhawatiran itu, BMKG
memutuskan untuk membuat skenario yang ditujukan sebagai prediksi kemungkinan
terjadinya tsunami.
Mengukur berapa ketinggian gelombang,
kapan waktu datangnya, hingga berapa jarak masuknya.
"Sehingga kami melakukan pemetaan
bahaya tsunami juga," jelas Dwikorita.
Gempa dan Tsunami di Jawa Timur
Hingga saat ini, BMKG telah mencatat
beberapa gempa dan tsunami yang pernah melanda wilayah Jawa Timur.
Pada periode 1836-1972, BMKG mencatatkan
9 kejadian gempa besar yang skala intesitasnya mencapai VII MMI - IX MMI.
Sedangkan untuk tsunami, BMKG mencatat,
Jawa Timur telah 6 kali mengalami bencana tersebut pada periode 1930 hingga
1994.
Mulai dari daerah Pacitan, Madura, hingga
pantai Parangtritis di Yogyakarta.
BMKG berharap, dengan dibuat prediksi
pemodelan potensi bencana gempa dan tsunami, pemerintah bisa bergerak cepat
melakukan persiapan.
Mulai dari persiapan jalur evakuasi,
penampungan sementara, hingga melakukan penghijauan. [qnt]