WahanaNews.co | Di sini Mixue, di sana Mixue. Gerai waralaba internasional yang menawarkan aneka es krim dan minuman manis itu memang sedang menjamur di Indonesia.
Dilansir dari Detik, alih-alih ramai membicarakan perusahaan asal China itu di jagat maya karena ekspansinya yang begitu cepat, warganet sampai menjuluki logo Mixue yang berbentuk boneka salju itu dengan sebutan 'malaikat pencatat ruko kosong'.
Baca Juga:
Mixue Siap Melantai di Bursa Efek Hong Kong, Incar Dana US$1 Miliar
Melihat fenomena ini, dosen strategi pemasaran Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Sri Hartini SE MSi mengungkapkan bila Mixue-isasi adalah fenomena yang menarik dalam dunia marketing.
Menurutnya, Mixue berhasil menerapkan konsep-konsep strategi marketing dengan tepat.
Strategi Marketing Mixue
Baca Juga:
MUI Resmi Nyatakan Produk Es Krim Mixue Halal
Prof Hartini menuturkan, ada empat tools yang paling banyak digunakan oleh perusahaan dalam strategi pemasaran, yaitu price, product, place, dan promotion.
Dalam hal ini, Mixue berhasil menggunakan empat tools tersebut dengan baik.
1. Price
Pertama price, menurut Hartini kekuatan Mixue terletak pada harganya yang relatif murah.
Dalam teori marketing strategy, hal itu disebut dengan penetration pricing.
"Memang Mixue ini sengaja merebut pasar-pasar es krim yang sudah ada dengan harga yang paling murah. Kita tidak tahu ke depannya kalau penetration pricing itu memang menawarkan harga yang paling murah atau nanti ketika kompetitor lain sudah tidak ada, pelan-pelan menaikkan harga," jelasnya dalam laman Unair, Kamis (5/1/2023).
Selain penetration price, Hartini menyebutkan bahwa harga jual Mixue juga dipengaruhi karena banyaknya cabang Mixue.
Sehingga, Mixue membutuhkan banyak banyak kebutuhan untuk produksi.
Hal tersebut membuat Mixue mencapai skala ekonomis sehingga laku keras dan biaya produksi menjadi lebih rendah.
"Misalnya, kita mau beli packaging-nya, kalau kita cuman memproduksi ratusan unit dengan memproduksi ribuan unit, harganya akan lebih murah ribuan unit. Kekuatan utamanya itu pricing murah, low cost, dan sistem franchise sehingga semua diurusi oleh masing-masing cabang," ucap Hartini.
2. Product
Menurutnya, produk Mixue juga memiliki rasa yang tidak kalah dari produk-produk pesaing lainnya.
Meskipun dijual dengan harga murah, Mixue justru berhasil membuat produk yang bagus dan mampu bersaing di pasaran.
3. Place
Di sini, Mixue berhasil mengandalkan kekuatan relationship atau kemitraan yang banyak.
Sehingga tidak membutuhkan tempat yang mahal dan bagus, melainkan tempat yang ramai dan strategis.
4. Promotion
Terakhir mengenai promotion, dosen bidang perilaku konsumsi itu menjelaskan bila Mixue menggunakan media social marketing seperti Instagram, Tiktok, dan sebagainya.
Sehingga produknya mudah dikenal banyak orang dan viral. [ast]