WahanaNews.co | Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN menyetujui perubahan susunan
pengurus perseroan.
PGN, yang
sebelumnya berstatus BUMN ini, kembali mengangkat Paiman Raharjo sebagai Komisaris
Independen.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Profil Paiman Raharjo selama ini dikenal sebagai relawan pemenangan
Jokowi saat Pilpres lalu.
Paiman
Raharjo diketahui menjabat sebagai Ketua Umum Relawan Sedulur Jokowi, salah satu relawan yang menyatakan dukungan
dan melakukan upaya memenangkan Jokowi sebagai Presiden RI.
Sementara
itu, dilihat dari laman resmi PGN, Rabu (5/5/2021), Paiman
Raharjo sudah menjabat sebagai Komisaris PGN sejak tahun 2015.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Selain
menjabat sebagai komisaris di anak BUMN, Paiman Raharjo juga tercatat masih
menjabat sebagai Komisaris PT Food Station Tjipinang Jaya, salah satu
perusahaan BUMD distributor beras milik Pemprov DKI Jakarta.
Karier
Paiman Raharjo banyak dihabiskan dalam lingkup akademis.
Ia
tercatat sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas
Moestopo Beragama.
Pria
bergelar profesor ini juga merupakan jebolan S3 Ilmu Administrasi Universitas
Padjajaran, Bandung.
Kader PSI
Selain
Paiman Raharjo, pendukung Jokowi saat Pilpres lainnya, yakni Dini Shanti Purwono, diangkat jadi Komisaris PGN.
Dini
Shanti Purwono selama ini dikenal sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo atau
Jokowi.
Dari
rekam jejaknya, profil Dini Shanti Purwono juga sempat dikenal sebagai mantan Caleg
DPR dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Saat
kontestasi Pileg lalu, ia maju sebagai calon wakil rakyat mewakili Dapil I
Jateng yang meliputi Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, dan
Kota Salatiga.
Meski
mewakili Dapil I Jateng, sejatinya Dini Shanti Purwono, yang lahir pada tahun 1974 ini,
berasal dari Jakarta.
Perempuan
kelahiran Jakarta tahun 1974 ini juga terpilih sebagai juru bicara Tim Kampanye
Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin saat Pemilihan Presiden 2019 kemarin.
Dini
berlatar belakang pendidikan di dunia hukum.
Ia
menempuh pendidikan S1 di Universitas Indonesia.
Kemudian,
Dini melanjutkan S2 di Harvard Law School dan lulus pada tahun 2002.
Ia
pernah mengasuh rubrik "Klinik Hukum" di harian Jawa Pos Radar Semarang.
Kemudian,
Dini juga diketahui pernah menjadi anggota Perhimpunan Advokat Indonesia
(Peradi) selama sekitar 10 tahun, yaitu pada 2008-2018.
Dengan
latar belakang di dunia hukum, Dini pun dipercaya menjadi salah satu pengacara
yang membela Jokowi - Ma'ruf Amin untuk menghadapi sengketa Pilpres 2019 di
Mahkamah Konstitusi (MK).
Sebelum
ditunjuk sebagai staf khusus Jokowi, Dini juga pernah menjadi staf ahli Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama 2012-2014.
Tidak
hanya itu, ia juga pernah menjadi staf ahli mantan Menteri Keuangan Chatib
Basri.
Presiden
Jokowi, dalam keterangannya, mengungkapkan, seluruh staf khusus Presiden dapat bekerja sama dengan
baik. [dhn]