WahanaNews.co | Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatatkan 42 kasus gangguan ginjal akut misterius di Ibu Kota periode 1 Januari hingga 13 Oktober 2022. Dari jumlah tersebut 25 pasien yang terdiri dari anak dan balita dinyatakan meninggal.
Hal tersebut diketahui dari unggahan Dinkes DKI di akun Instagram @dinkesdki yang diunggah Jumat (14/10/22).
Baca Juga:
Orang Tua Wajib Tahu! Cara Menjemur Bayi yang Benar dan Aman
"Penyebab gangguan ginjal akut misterius ini beberapa yang sudah teridentifikasi adalah infeksi: leptospirosis, influenza, parainfluenza, long Covid-19, virus CMV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya," demikian bunyi keterangan dalam gambar yang diunggah.
Jika dirinci, dari 42 kasus tersebut, 37 kasus menyerang balita. Sementara, lima kasus lain menyerang anak usia 5-18 tahun.
Dinkes DKI juga mencatatkan laporan gangguan ginjal akut misterius paling banyak diterima pada September dengan jumlah 19 kasus.
Baca Juga:
Kewaspadaan Terhadap Pneumonia Akibat 'Mycoplasma Pneumoniae' Pada Anak di Indonesia
Dinkes meminta agar orang tua bisa mengenali ciri-ciri gejala gangguan ginjal akut serius. Sebab, penanganan terhadap pasien yang terkena gangguan ginjal akut harus segera ditangani.
"Jika anak ditemukan demam, diare, muntah, frekuensi buang air kecil berkurang, sebaiknya dalam 12 jam harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Semakin cepat gangguan ginjal akut misterius terdeteksi, semakin baik perbaikan penyakit jika ditangani secara khusus," paparnya.
Sebelumnya, sebanyak 131 anak di Indonesia dilaporkan terkena gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury of unknown origin) sepanjang tahun 2022. Data ini didapat dari laporan teranyar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Selasa (11/10).
Tren kasus dilaporkan sempat memuncak pada September lalu dan terpantau mulai mengalami penurunan pada Oktober ini.[zbr]