"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi
realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai
dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,"
ungkapnya.
Kritik ini juga ditampilkan melalui situs resmi BEM UI.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Saat dihubungi, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra menjelaskan
julukan King of Lip Service tersebut merupakan bentuk kritik terhadap Jokowi.
Sebab, menurutnya banyak pernyataan Jokowi yang tidak sesuai kenyataan.
"Itu bentuk kritik kami. Jadi itu brigade UI.
Organisasi taktis di bawah BEM UI. Itu untuk kritik bahwa selama ini banyak
pernyataan-pernyataan Presiden yang tidak sesuai realita atau pelaksanaannya.
Misalnya UU ITE. Justru Presiden menyampaikan terkait wacana revisi UU ITE,
tapi yang keluar buku pedoman SKB. Justru ditambah pasal baru yang berpotensi
juga, untuk kemudian menambah pasal-pasal karet UU ITE. Yaitu 45c," ujarnya.
Dia juga mengungkit masalah demo. Dia mengatakan bahwa
Jokowi sempat mengaku kangen didemo. Namun, dia menjelaskan bahwa saat didemo
ada puluhan mahasiswa yang ditangkap.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
"Kita tahu ada pernyataan presiden terkait demo. Kita
tahu ada pernyataan Presiden yang kangen didemo, tetapi pas didemo 1 Mei,
mahasiswa UI hampir 30 ditangkap, dipukuli, diseret oleh polisi. Tanggal 3 Mei
juga salah satu mahasiswa UI jadi tersangka ketika jalan pulang dari
aksi," tuturnya.
"Jadi ini kami menyampaikan kritik bahwa seharusnya presiden
Jokowi tegas dengan pernyataannya," tegasnya.