WahanaNew.co, Jakarta - Dalam menangani masalah keamanan di Papua, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan akan menggunakan pendekatan 'smart power'.
Ia menjelaskan smart power merupakan kombinasi dari soft power (kekuatan lunak) dan hard power (kekuatan keras).
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
"Untuk Papua, harus smart power. Menggunakan soft power, kami harus mengedepankan operasi teritorial," kata Agus usai sertijab Panglima TNI di Mabes TNI, Jakarta Timur, Rabu (22/11/2023) melansir CNN Indonesia.
Lalu, melalui hard power, ia mengatakan TNI tetap menggunakan pendekatan senjata karena Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih ada di sana.
"Karena mereka masih kombatan, jadi akan kita lawan dengan senjata tentunya. Tentunya pasukan kita yang sudah terlatih," ucap dia.
Baca Juga:
Danpuspom TNI Pimpin Apel Gelar Pasukan Penegakan Hukum Tahun 2024
Agus menjelaskan masalah di Papua adalah satu dari tiga isu yang masuk dalam perkembangan lingkungan strategis (banglistra). Dua lainnya adalah penanggulangan bencana alam dan pengamanan Pemilu 2024.
Soal penanggulangan bencana alam, Agus menyebut dari sisi personel, TNI sudah siap. Namun, yang perlu ditingkatkan adalah dari sisi perlengkapan.
Selain itu, ia memastikan seluruh prajurit TNI akan netral di Pemilu 2024. Ia mengatakan TNI telah membentuk posko-posko aduan yang tersebar di seluruh satuan TNI di berbagai daerah.
"Apabila TNI aktif melakukan politik praktis akan ada tindakannya itu pidana dan teguran dari komandannya," katanya.
Pada kesempatan itu, Agus pun menegaskan akan melanjutkan program-program yang sebelumnya dijalankan Laksamana Yudo Margono.
“Program saya akan melanjutkan program-program yang sudah dilaksanakan oleh Panglima TNI sebelumnya," kata Agus.
[Redaktur: Alpredo Gultom]