WahanaNews | Ketua Komite IDPD RI, Fachrul Razi, berharap, Kepala Kepolisian Republik Indonesia
(Kapolri) yang baru dapat terpilih melalui mekanisme yang sehat dan sesuai
dengan profesionalisme yang dibangun institusi kepolisian.
Menurut Fachrul,
mekanisme yang sehat itu dengan melihat faktor-faktor objektif, kecakapan, dan merit system, serta mengabaikan faktor subjektif,
yang menyangkut wilayah personal.
Baca Juga:
Puncak Arus Mudik Tahun Ini Lebih Cepat, Kapolri Berpesan Jika Lelah Istirahat
Dia
menambahkan jika profesionalisme di institusi kepolisian yang hendak dibangun,
maka semua proses di dalamnya juga harus profesional. Termasuk dalam seleksi
calon Kapolri.
"Dan yang
sudah terbukti profesional adalah pola dengan merit sistem. Karena mendasarkan
kepada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar. Adil dan
wajar itu berarti tanpa membedakan latar belakang pribadi dan SARA," katanya.
"Indonesia
sudah final sebagai sebuah negara dengan ideologi Pancasila, dan mengakui kebhinekaan.
Tentu harus mengabaikan unsur suku, agama, ras dan golongan. Sudah tidak ada
lagi subjektifitas Jawa, Luar Jawa, atau Islam, Kristen, dan sebagainya," tegas Fachrul.
Baca Juga:
Penyebab Pasti Kecelakaan Maut Tol Cikampek-Jakarta KM 58 Masih Didalami
Oleh
karena itu, Senator asal Aceh ini berharap, dewan jabatan tinggi di Kepolisian
maupun Presiden Joko Widodo dapat melihat dengan pendekatan objektivitas dalam
memilih calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Aziz, yang akan memasuki masa pensiun.
Sebelumnya,
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyatakan, pihaknya sampai saat ini masih menunggu surat dari Presiden
Joko Widodo terkait daftar nama calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis.
Sahroni
mengaku, Komisi III hingga saat ini belum menerima informasi terkait kapan
Jokowi bakal menyerahkan surat tersebut, meski masa jabatan Idham akan habis
tak lebih dari sebulan ke depan.