WahanaNews.co | Pengamat kebijakan publik dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Robi Nurhadi, menilai, kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diinisiasi Presiden Joko Widodo alias Jokowi, dan diimplementasi Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjadi model tepat.
Ini untuk mengatasi persoalan rendahnya daya beli masyarakat seiring naiknya harga-harga komoditas kebutuhan pokok akhir-akhir ini.
Baca Juga:
Kemendes PDTT Salurkan BLT-DD Rp15,23 Miliar ke 190 Desa di Kubar
Robi, yang juga merupakan Kepala Pusat Penelitian Pascasarjana di Unas itu, mengatakan, kebijakan BLT telah lama menjadi kebijakan benchmark.
BLT tidak hanya diadopsi di negara-negara Asia, Amerika, dan juga Afrika yang masih berkembang.
Negara-negara Eropa, menurut dia, juga banyak mengadopsi kebijakan tersebut manakala diperlukan.
Baca Juga:
Kades di Brebes Dijebloskan ke Penjara Gegara Korupsi Dana Desa Buat Judi Online
“BLT ini telah menjadi model kebijakan yang banyak digunakan. Negara-negara Eropa juga banyak memberikan bantuan kepada warganya dengan model BLT,” kata Robi di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Alasan utama mengapa model BLT dipakai, kata dia, tak lain karena sangat cair dalam penggunaan serta umumnya memenuhi ekspektasi penerima bantuan.
Distribusi BLT umumnya juga lebih mudah dibandingkan distribusi bantuan lainnya, misalnya dalam bentuk natura atau sembako, pada umumnya di Indonesia.