WahanaNews.co | Pemerintah tengah mendorong ketahanan energi di
Indonesia. Hal tersebut menjadi sangat penting, seperti juga ketahanan
di bidang kesehatan dan pangan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Erick Thohir, mengatakan, dalam mewujudkan ketahanan energi,
kebijakan yang diambil tentu tidak boleh memperlemah daya saing.
Baca Juga:
BUMN Dipangkas Besar-besaran, Danantara Siap Gabungkan 888 Perusahaan Jadi Hanya 200
Sehingga, kebijakan tersebut tidak menghambat transformasi
energi Nasional yang saat ini sedang dicanangkan pemerintah.
"Jangan sampai kita membuat kebijakan yang memperlemah daya
saing. Dan sebaliknya, jangan kita membuat kebijakan yang menghambat untuk
tranformasi energi nasional," ujarnya, dalam acara webminar pengembangan energi baru terbarukan, Kamis
(22/10/2020).
Menurutnya, kebijakan dalam mendorong ketahanan energi harus
memperhatikan beberapa faktor, seperti ketersedian, aksebilitas,
keterjangkauan, keberlanjutan dan terutama memastikan daya saing untuk
Indonesia.
Baca Juga:
PLN Catat Kinerja Cemerlang, RUPS Hari Ini Laporkan Pendapatan Rp545 Triliun
"Ketahanan di bidang energi merupakan salah satu tiga pilar
utama selain ketahanan pangan dan kesehatan yang ingin diwujudkan Kementerian
BUMN demi mendukung tercapainya saasaran pembangunan Indonesia Emas 2045,"
jelasnya.
Erick menambahkan, beberapa transformasi yang sedang dilakukan, antara lain,
pengembangan baterai kendaraan listrik (Electric
Vehicle/EV). Selain itu,
melakukan sinergitas antara kilang pemurnian minyak (refinery) dan chemical.
Tak hanya itu, pemerintah juga saat ini sedang melakukan transisi peralihan dari sumber daya
fosil ke energi terbarukan. Namun tetap menyesuaikan dengan potensi cadangan
dan kebutuhan yang dimiliki.
"Untuk itu, kami dari Kementerian BUMN telah menugaskan perusahaan-perusahaan
BUMN di dalam klaster energi dan minerba, seperti PLN, Pertamina, Mind ID dan Bukit Asam
untuk terus berinvestasi demi energi di masa depan," jelasnya. [qnt]