WahanaNews.co | Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mewanti-wanti pemerintah untuk mewaspadai berbagai tantangan ekspor. Pasalnya, ini sangat berpengaruh dalam mendukung pemulihan nasional.
“Pemulihan ekspor kita lebih baik dibandingkan pemulihan ekonomi domestik, tapi dua hal yg perlu diingat,” katanya dalam Asian Development Outlook 2021 di Jakarta, Rabu.
Baca Juga:
Surplus Nonmigas September 2025 Tambah Perolehan Surplus Kumulatif 2025
Yose mengatakan sebagian besar ekspor didorong oleh kenaikan ekspor komoditas seperti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), produk besi dan baja, hingga komoditas lainnya. “Kenaikan hingga 70 persen terkait harganya bila dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Ia mengingatkan Indonesia harus berhati-hati terhadap pendorong yang menyebabkan kenaikan ekspor komoditas ini karena meskipun ada kenaikan permintaan, namun sebagian besar muncul karena efek kenaikan harga.
Menurutnya, efek harga berpotensi tidak berlanjut apabila isu pasokan tidak diatasi dalam waktu dekat, sehingga pemerintah perlu hati-hati melihat kenaikan ekspor meskipun ini membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia.
Baca Juga:
“Where Spices Tell Stories”, Misi Dagang Rempah ke Belanda Bukukan Potensi Transaksi Rp239,4 Miliar
Selain itu, lanjut dia, adanya isu konektivitas dan logistik yang menjadi kendala utama dalam mendorong ekspor Indonesia.
Terlebih lagi, belakangan ini terdapat kemacetan kontainer yang besar di beberapa pelabuhan besar di California serta adanya penutupan beberapa pelabuhan besar di China.
“Ini akan mempengaruhi ekspor Indonesia,” ujarnya.