WahanaNews.co | Di tengah kondisi ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi berada pada jalur yang tepat.
Padahal, pandemi Covid-19 yang mulai terjadi sejak kuartal pertama 2020, dilanjutkan dengan gejolak perang antara Rusia dengan Ukraina, menjadikan tekanan terhadap ekonomi dan ancaman resesi.
Baca Juga:
Pemprov Sulteng dan Kanwil Kemenkumham Tingkatkan Koordinasi Demi Pemajuan P5HAM
Anies pun mengaku jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk menjaga iklim investasi agar tetap aman dan nyaman bagi investor.
"Kita dihadapkan pada kondisi ekstrem tak terduga, pandemi COVID-19 yang melumpuhkan kita selama dua tahun. Alhamdulillah, semuanya itu tak menggentarkan langkah kita untuk terus bangkit dan bergerak dalam mewujudkan kemajuan Jakarta, yang berkeadilan dan mampu setara dengan kota global," kata dia dalam keterangannya, Minggu (16/10/22).
Demi menjaga kondisi investasi kondusif, sejumlah terobosan juga dilakukan untuk meningkatkan nilai investasi di Kota Jakarta. Mulai dari memberikan layanan asistensi perizinan dan non perizinan.
Baca Juga:
Bank Indonesia Bali Catat Kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen Ekonomi Pulau Dewata September 2024
Paling utama adalah penyesuaian UU Cipta Kerja dalam Peraturan Gubernur mengenai perizinan, digitalisasi rekomendasi teknis ke aplikasi JakEvo dalam pelayanan perizinan, 100 persen otomatisasi perizinan online, serta aktifasi sistem perizinan yang menyesuaikan dan terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS).
Di bawah kepemimpinan Anies, mengurus perizinan di Jakarta menjadi lebih cepat dan pasti. Berdasarkan Instruksi Sekretaris Daerah DKI Jakarta No.100 Tahun 2021, proses penerbitan perizinan paling lambat adalah 57 hari.
Dalam praktiknya, proses penerbitan perizinan bisa lebih cepat dari 57 hari. Sebelum adanya aturan ini, pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Jakarta mencapai 365 hari atau sekitar 1 tahun.
Mengutip data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, pada periode 2018-2019, rata-rata IMB terbit sebanyak 4.000 per tahun. Namun pada periode 2020-2022, rata-rata IMB terbit sebanyak 9.000 per tahun.
Hasilnya, Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jakarta tumbuh tinggi dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan dalam 5 tahun terakhir jika dibandingkan dengan 11 tahun sebelumnya, secara rata-rata lebih dari 500 persen atau lebih dari 6 kali lipat.
Bahkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah nilai PMDN DKI Jakarta pernah menjadi yang tertinggi se-Indonesia. Capaian tersebut terjadi pada 2019 dengan nilai Rp 62 triliun, yang kembali menguat di tahun berikutnya pasca pandemi Covid-19.
Genjot Investasi
Pemprov DKI Jakarta terus membuka peluang investasi dan mengajak para investor yang ingin berinvestasi di Jakarta untuk melakukan investasi hijau atau green investment sebagai inisiatif pembangunan kota yang berketahanan dan berkelanjutan.
Dengan hadirnya Jakarta Investment Center dan Jakarta Investment Forum, Pemprov DKI Jakarta memfasilitasi calon investor dalam menggali peluang bisnis dan kerja sama, serta mempertemukan calon investor dengan BUMD pemilik proyek dan pihak pemerintah terkait.
Alhasil, kini Pemprov DKI Jakarta dapat secara aktif memfasilitasi permasalahan yang dihadapi investor. Selain itu, ikut berkontribusi dengan menyelenggarakan dan berpartisipasi aktif dalam berbagai forum bisnis internasional, maupun kegiatan lainnya.
Melalui berbagai upaya ini, kapasitas fiskal di Jakarta kembali tumbuh dan menguat. Berdasarkan SMART APBD DKI Jakarta dan Perda DKI Jakarta Tahun 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2022, penerimaan APBD Provinsi DKI Jakarta dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta kembali tumbuh dan menguat di 44,2 persen dan 46,2 persen.
Pemprov DKI Jakarta melalui DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta menerima penghargaan dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia atas Capaian Realisasi Investasi Tahun 2021. Pada periode tersebut Jakarta berhasil mencatatkan 34.739 proyek investasi di Jakarta, terbanyak di Indonesia.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi DKI Jakarta pada Januari hingga Desember pada 2021 sebesar Rp103,3 triliun.
Komponen yang masuk di dalamnya antara lain realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) US$3,3 Milyar atau setara dengan Rp48,6 triliun, dan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp54,7 triliun.
Adapun, realisasi investasi hingga semester satu (Januari-Juni) 2022 mencapai Rp80,5 triliun. Sementara, target investasi 2022 adalah Rp124,5 triliun yang diproyeksikan dapat tercapai.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka peluang investasi dari sektor pariwisata urban. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta secara aktif menggelar aktivitas kolaboratif bersama dengan investor, komunitas dan warga di berbagai lokasi wisata urban dan ruang publik yang ada di Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Anies turut mengundang para investor untuk mengaktifkan aset-aset milik BUMN dan privat sebagai contoh adaptive reuse pasca revitalisasi. Adaptive reuse mengacu kepada upaya penggunaan kembali aset dengan menyesuaikan kondisi aset yang ada, dalam hal ini bangunan cagar budaya.
Ekonomi Bangkit
Tentunya, Pemprov DKI Jakarta tidak hanya fokus kepada investor saja. Anies sadar bahwa masuknya investasi harus mampu menyejahterakan seluruh warga Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta pun melakukan inisiasi untuk membangkitkan ekonomi di Pulau Seribu dengan menjadikan Pulau Seribu sebagai Digital Nomad Island (DNI). Terlebih, saat ini Jakarta dan Bodetabek menjadi rumah ekosistem startup terbesar di Indonesia.
Pada ulang tahun Jakarta yang ke-495, bertempat di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Anies membeberkan bahwa ada sekitar 471 startup ada di wilayah ini, atau 39,9 persen startup di Indonesia, sehingga memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekosistem digital.
"Jakarta memiliki potensi yang luar biasa di sektor pariwisata dan wilayah kepulauan yang masih dapat dikembangkan secara khusus menjadi pariwisata kelas global, dengan membawa konsep digital nomad. Dengan 113 pulau yang dimiliki oleh Jakarta dengan jarak tempuh 1-2 jam, dan potensi kawasan ini dapat mendukung pengembangan ekosistem digital di Indonesia melalui digital nomad," papar Anies.
Seluruh upaya ini pun berbuah manis, dari data BPS, tenaga kerja Jakarta bangkit paling cepat setelah menjadi provinsi terdampak pandemi. Jakarta tercatat memimpin pemulihan tingkat pengangguran di seluruh Indonesia.
Saat pandemi menyerang pada Februari-Agustus 2020, tingkat pengangguran di Jakarta meningkat tajam sekitar 5,8 persen. Namun, dua tahun kemudian, dalam rentang Agustus 2020-Februari 2022, tingkat pengangguran di DKI Jakarta turun 2,95 persen.
Capaian ini tidak terlepas dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta yang selalu didorong untuk bisa berkembang dan bertumbuh.
Selama 4 tahun, BUMD milik Pemprov DKI Jakarta tumbuh sehat dengan pertumbuhan aset pada 2017 mencapai Rp119 triliun, sementara pada 2021 tumbuh menjadi Rp159 triliun.[zbr]