WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo ingin Indonesia tidak sekadar mampu swasembada beras, tetapi juga harus swasembada jagung dan pangan lainnya.
Hal itu disampaikan Jokowi setelah Pusat penelitian beras dunia atau International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan kepada Indonesia karena dinilai mampu mencapai swasembada beras selama 3 tahun berturut-turut.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
IRRI menilai Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90 persen.
Produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten beradi di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.
"Dan kalau ditanya barangnya ada di mana? ya ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran dan juga di Bulog. Plus beberapa di industri-industri pangan. Inilah yang menyebabkan kenapa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan," ujar Presiden dalam siaran resminya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Fornas P4S, Mentan Apresiasi Kinerja Insan Pertanian
Presiden mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.
"Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pelaku dan pekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya, tentu saja Bupati, Gubernur dan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan kerja gotong royong," katanya.
Presiden menjelaskan salah satu infrastruktur yang dibangun Indonesia sejak 2015 adalah infrastruktur di bidang pertanian. Tercatat, ada bendungan yang sudah diresmikan mencapai 29 dan tahun ini akan selesai lagi 38 bendungan dengan target sampai tahun 2024 lebih dari 61 bendungan.
Selain itu, pemerintah membangun embung dan 4.500 jaringan irigasi yang dibangun selama 7 tahun terakhir. Ada juga pemanfaatan varietas unggul padi, intensifikasi dan ekstensifikasi.
"Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi kita jagung dan lainnya," kata Jokowi.
Presiden menambahkan program diversifikasi juga dapat dioptimalkan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagai subtitusi yang bisa menggantikan gandum.
“Diversifikasi pangan hati-hati, kita tidak hanya tergantung pada beras tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya.”
"Kita sudah mulai kemarin di Waingapu sorgum, kemudian di beberapa provinsi jagung juga besar besaran yang dulu harus impor 3,5 juta ton hari ini kita hanya impor kira-kira 800.000 ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana," jelasnya. [qnt[