Pengoptimalan energi terbarukan sendiri sejalan dengan komitmen APRIL2030, yakni visi yang diluncurkan perusahaan pada akhir tahun lalu yang berisi serangkaian target terukur memberikan dampak pada iklim, masyarakat dan alam dalam satu dekade mendatang.
Salah satu pilar dalam APRIL 2030 yang ingin dicapai dengan upaya pengurangan emisi ini adalah Iklim Positif, dengan target berupa mengurangi intensitas emisi karbon produk sebesar 25% dan mencapai net zero emission dari penggunaan lahan dalam 10 tahun ke depan.
Baca Juga:
Maksud Hati Cegah Kiamat Batubara, Apa Daya China-India Malah Kena Murka
Adapun instalasi pembangunan panel surya tersebut tidak hanya dipasang di daerah operasional saja melainkan juga tempat pembuangan akhir produksi (landfill).
Langkah inovatif ini merupakan terobosan yang dilakukan korporasi di Indonesa dan didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kami memperkirakan ketika dipasang sepenuhnya, ini akan menyediakan kebutuhan enegeri tidak hanya untuk operasional kami melainkan juga untuk kompleks perumahan, kantor, pembibitan, dan komunitas,” ujarnya.
Baca Juga:
Heboh! India dan China Tolak Hapus Batubara di KTT COP26
Penggunaan solar panel ini pun secara otomatis akan mengurangi ketergantungan industri terhadap sumber energi fosil yang bersifat tidak dapat diperbaharui.
Secara matematis, penggunaan solar panel itu mampu mengurangi konsumsi batu bara sebanyak 400 kg per MW per jam dan juga 997 kg karbon dioksida per MW per jam serta 30 kg sulfur diokside per ME per jam.
Sebagai informasi, di akhir 2020, APRIL Grup telah mengutilisasi 80,2 persen energi yang dapat diperbaharui untuk mendukung operasional perusahaan dengan target sekitar 90 persen pada 2030.