"Kita dapat menarik napas lega karena sejak 2004, angka kemiskinan terus menurun, walaupun sempat ada masa angka ini meningkat, khususnya 2005, karena krisis kenaikan harga minyak di dunia," kata SBY saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-69 di depan sidang bersama DPR dan DPD, pada September 2014 lalu.
Selama 10 tahun menjabat, SBY mengklaim ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen. Kemudian pengangguran turun dari 9,9 persen menjadi 5,7 persen. Kemiskinan juga turun dari 16,7 persen menjadi 10,96 persen.
Baca Juga:
Kerap Sebut Miskin, Puluhan Petugas PPSU Minta Lurah Ancol Minta Maaf
"Artinya kita bisa menurunkan angka kemiskinan sekitar 6 persen, atau setara dengan 8,6 juta orang yang keluar dari jerat kemiskinan. Sementara itu, lingkungan hidup kita makin terjaga. Ini membuktikan bahwa Strategi 4 Jalur dapat kita capai. Berarti pula kita dapat memenuhi janji kita," ucap SBY dalam pidatonya saat merayakan Ulang Tahun Partai Demokrat yang ke-17, September 2018 lalu.
Jumlah Kemiskinan Era Presiden Jokowi
Baca Juga:
Hasil Penelitian Ungkap Potensi Kaya atau Miskin Bisa Dilihat dari Wajah
Sementara itu, berdasarkan data BPS, di tahun 2015 angka kemiskinan pemerintahan Presiden Jokowi di bulan Maret mencapai 28,59 juta jiwa. Kemudian pada September, 28,51 juta jiwa.
Angka tersebut juga berhasil ditekan pada tahun berikutnya. Data Maret 2016, angka kemiskinan berjumlah 28,01 juta jiwa. Angka kemiskinan 27,76 juta jiwa di bulan September 2016. 2017, angka kemiskinan di bulan Maret mencapai 27,77 juta jiwa. Kemudian, September berjumlah 26,58 juta jiwa.
Presiden Jokowi kembali menekan angka kemiskinan di tahun 2018 hingga di angka 25,95 juta jiwa mengacu data Maret 2018. Kemudian September, angka kemiskinan 25,67 juta jiwa. Di tahun itu pertama kali Indonesia mendapatkan tingkat angka kemiskinan satu digit, terendah sejak 1998.