WahanaNews.co | Tim
gabungan mengerahkan ikhtiar terbaiknya untuk menemukan black box atau kotak
hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1) lalu.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Soerjanto Tjahjono membeberkan metode perburuan ini. Selain menggunakan pinger
finder atau alat pencari, KNKT juga menggunakan metode triangle dengan
mempersempit area pencarian di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di Kepulauan
Seribu, Jakarta.
Menurut dia, metode triangle diterapkan sejak Minggu (10/1)
malam sekitar pukul 20.00 WIB saat proses pencarian diberhentikan sementara
sore sebelumnya lantaran hujan deras.
"Tadi malam sekitar jam 20.00 WIB, turun dengan perahu
karet tapi tidak dengan penyelam, untuk membikin triangle untuk mempersempit
area keberadaan dua black box tersebut," kata Soerjanto, Selasa (12/1).
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
"Tadi malam bisa diselesaikan triangle tersebut.
Mudah-mudahan hari ini kita bisa temukan kedua black box tersebut," kata
dia lagi.
Menurut Soerjanto black box adalah bagian vital dari sebuah
pesawat, selain juga dapat berguna mengungkap penyebab jatuhnya Sriwijaya Air
SJ 182. Alat ini merekam jejak penerbangan atau flight recorder yang fungsinya
mirip kartu memori atau hard disk.
Black box dapat mencatat semua data penerbangan yang
relevan, selain juga percakapan di kokpit pesawat. Benda ini mampu merekam
suara perangkat pesawat, lalu lintas radio, diskusi antara awak kabin, hingga
pengumuman kepada penumpang.