WAHANANEWS.CO, Jakarta - Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, berbagai capaian besar mulai terlihat, khususnya di bidang kesehatan.
Pemerintah berhasil mempercepat pembangunan fasilitas kesehatan di berbagai wilayah serta memperluas akses layanan medis bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri.
Baca Juga:
Warga Salawati Selatan Menerima Bantuan Modal Usaha dari Pemerintah Pusat
Melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win, pemerintah meluncurkan sejumlah terobosan strategis.
Salah satunya adalah Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang disambut positif oleh masyarakat di seluruh daerah.
Program ini meliputi layanan pemeriksaan kesehatan dasar, pengendalian penyakit menular seperti Tuberkulosis (TBC), serta pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Baca Juga:
Purbaya Yudhi Sadewa Terlambat ke Kejagung, Nyaris Push Up di Depan Presiden Prabowo
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, menuturkan antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini.
“Kami melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa. Program Cek Kesehatan Gratis bukan hanya tentang pemeriksaan, tapi tentang membangun budaya peduli kesehatan di semua lapisan masyarakat,” ujar Aji pada Selasa (21/10/2025).
Dalam waktu kurang dari setahun, peningkatan akses terhadap layanan dasar dan kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan mengalami lonjakan signifikan.
Pemerintah menilai, program ini menjadi bukti nyata keberpihakan negara terhadap pelayanan publik yang berkeadilan.
Hingga 20 Oktober 2025, tercatat lebih dari 46,9 juta orang telah mendaftar, dan 43,9 juta di antaranya telah mendapatkan layanan kesehatan gratis.
Pemeriksaan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan 125 ribu sekolah, mencakup pengukuran tekanan darah, gula darah, kadar hemoglobin, serta penilaian status gizi.
Selain memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, program ini juga menghasilkan data kesehatan nasional yang sangat penting untuk perencanaan kebijakan di tingkat pusat dan daerah.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa obesitas sentral, diabetes, dan hipertensi masih menjadi tantangan utama kesehatan masyarakat.
Kondisi perut buncit, misalnya, terbukti meningkatkan risiko dua kali lipat terkena diabetes dan hipertensi, yang berpotensi memicu stroke dan penyakit jantung.
Masalah kesehatan gigi juga cukup tinggi ditemukan di berbagai wilayah.
Di sisi lain, penanganan TBC juga menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data Sistem Informasi TBC (SITB) per 5 Oktober 2025, penemuan kasus mencapai 621 ribu orang, atau 57 persen dari estimasi nasional.
Dari jumlah itu, lebih dari 562 ribu pasien telah mendapatkan pengobatan, setara dengan 90 persen dari total kasus yang ditemukan.
Program Terapi Pencegahan TBC (TPT) pun menunjukkan peningkatan signifikan.
Hingga September 2025, sebanyak 143.284 orang telah menjalani terapi pencegahan, naik hampir dua kali lipat dibanding 79.008 orang pada tahun sebelumnya.
Lebih dari 7.000 puskesmas kini memanfaatkan sistem pemantauan digital untuk memperkuat pengawasan pengobatan serta deteksi dini penyakit.
Pemerintah juga tetap menjalankan strategi door-to-door screening, terutama di daerah padat penduduk dan wilayah terpencil, agar tidak ada penderita TBC yang terlewat dari pengawasan.
Dalam bidang infrastruktur kesehatan, pemerintah mempercepat peningkatan kapasitas rumah sakit daerah.
RSUD kelas D dan D Pratama kini ditingkatkan menjadi kelas C, dengan penambahan berbagai fasilitas seperti ruang operasi, ruang rawat inap, unit kateterisasi jantung (cathlab), hemodialisa, radiologi, farmasi, serta fasilitas pendukung lainnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan RSUD baru di 66 kabupaten/kota, dengan 32 rumah sakit mulai dibangun sepanjang tahun 2025.
Hingga awal Oktober, lebih dari 22 rumah sakit telah memasuki tahap konstruksi dengan rata-rata progres mencapai di atas 50 persen.
Beberapa proyek berjalan paling cepat, seperti RSUD Tarempa di Kepulauan Anambas yang telah mencapai 73 persen, disusul RSUD Bengkulu Tengah, RSUD Pongtiku (Toraja Utara), dan RSUD Maba (Halmahera Timur).
Aji Muhawarman menegaskan, pemerataan layanan kesehatan merupakan komitmen utama pemerintah.
“Tidak boleh ada warga yang tertinggal hanya karena tinggal jauh dari pusat kota. Pemerintah memastikan fasilitas kesehatan di daerah tertinggal dibangun setara dengan wilayah lain,” ujarnya.
Langkah ini diharapkan memperkuat sistem rujukan di wilayah DTPK sehingga masyarakat tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan medis berkualitas.
Satu tahun terakhir menjadi titik awal penting bagi transformasi sektor kesehatan di bawah kepemimpinan Prabowo–Gibran.
Pemerintah menegaskan komitmen menghadirkan hasil nyata yang dirasakan langsung oleh rakyat.
Dengan fondasi yang semakin kuat, sektor kesehatan ditargetkan menjadi salah satu pilar utama menuju Indonesia Sehat 2045, yaitu bangsa yang sehat, tangguh, dan berdaya saing global.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]