WahanaNews.co | Ustadz Yahya Waloni mengaku tak takut jika seumpama ada pihak yang
menjebloskannya ke penjara.
Yahya Waloni diketahui kerap
melontarkan ucapan kontroversial lewat ceramah-ceramahnya.
Baca Juga:
Kasus Ujaran Kebencian, Yahya Waloni Divonis 5 Bulan Penjara
Pernyataan itu diungkap Ustadz Yahya
Waloni saat berdakwah baru-baru ini, seperti disiarkan saluran YouTube "Hadist TV".
Dikutip Selasa (23/2/2021), Yahya
Waloni bahkan mengaku, jika seandainya akan diproses secara
hukum, dia lebih meminta hakim untuk menjatuhkan vonis tembak mati
ketimbang harus meringkuk di penjara.
Lewat ceramahnya, Yahya awalnya
bercerita soal masa lalunya sebelum menjadi mualaf.
Baca Juga:
Pengadilan Vonis Yahya Waloni 5 Bulan Penjara Karena Kasus Ujaran Kebencian
Mantan pendeta yang pernah tercatat di
Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong, itu menyangkal jika alasannya masuk Islam karena suatu
kepentingan.
Sebab, baginya,
dia beserta keluarga masuk Islam bukan karena kepentingan politik, apalagi
kepentingan finansial.
"Kita ini masuk Islam ada kepentingan
apa? Tidak ada tendensi apapun, tidak ada kepentingan politik maupun
kepentingan finansial. Kami dari kafir masuk Islam ini karena mempelajari,
bahwa tidak ada agama yang paling benar di dunia ini kecuali agama Islam,"
ucapnya.
Baginya, Islam adalah agama yang
tinggi. Maka itu, bukan cuma dirinya semata yang menjadi mualaf, namun juga
seluruh keluarganya.
Hal itu kemudian dibandingkan dengan
agamanya terdahulu, di mana banyak hal yang dia anggap keliru.
"Agama Islam itu agama yang
tinggi. Coba saya bandingkan ya, dulu saya waktu sebagai pendeta masuk ke dalam
gereja, enggak ada lepas sepatu. Masuk ke dalam gereja pakai sepatu entah sudah
injak kotoran, masuk. Padahal itu dikatakan itu merupakan rumah Tuhan," katanya.
Terkait dengan ceramahnya yang dikenal
keras, Ustadz Yahya Waloni mengaku tak ambil pusing. Baginya, itu memang adalah caranya.
Namun, dia tetap
meyakini benar, di mana kebenaran akan dia terus bakal sampaikan meski terdengar
pahit.
Soal laporan Yahya Waloni yang kerap
berbicara soal kafir, dirinya mengaku tak bersalah. Sebab, Al Quran-lah yang
menyebutnya.
Kata Yahya, dia cuma menyampaikan isi
Al Quran berkaitan dengan banyak hal.
Andai dia tetap diinginkan masuk
penjara, Yahya menyebut baru akan mau masuk jika isi Al Quran
dihapus terlebih dahulu.
"Tangkap tuh Yahya Waloni, bilang-bilang kafir. Ih, ini bukan saya (yang) bilang, Al Quran.
Tangkap tuh Al Quran," kata dia.
Kata Ustadz Yahya Waloni, dirinya tak
pernah takut dengan hukuman. Andaipun suatu saat dipenjara, dia
lebih suka ditembak mati ketimbang dipenjara.
Sebab, baginya,
ustadz atau pendakwah tak pantas untuk dihukum penjara atas apa yang
dia ajarkan kepada umat.
Penjara baginya hanya tepat bagi
orang-orang yang merusak aspek sosial, seperti pencuri, pemerkosa, pembunuh,
koruptor, bukan penceramah seperti dirinya.
"Oh kamu akan dihukum 10 tahun. Oh jangan Pak Hakim, selesai sidang ini, tembak mati, Pak Hakim. Saya minta hukumannya tembak
mati. Allahu Akbar! Enggak usah pakai-pakai hukum, enggak usah," katanya.
"Karena ustadz enggak cocok dipenjara.
Bagusnya tembak mati. Karena itu yang kami cari," imbuhnya. [dhn]