Pandangan serupa juga disampaikan Bhante Pannavaro Mahathera. Menurut dia, keragaman dan perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebuah kenyataan dan kewajaran.
Atas kesadaran itulah, menurutnya, sudah seharusnya perbedaan itu justru menjadi kekuatan yang perlu terus dijaga bersama sampai kapan pun.
Baca Juga:
Wamenag Soroti Dikitnya Riset tentang Zakat
"Kita tidak mungkin memungkiri dan menghindar dari perbedaan. Untuk itu keberagaman ini harus dijaga dengan baik. Jika tidak, maka akan menyebabkan kehancuran," kata Bhante Pannavaro.
Menurut Bhante, masyarakat Indonesia perlu bersyukur karena memiliki semboyan bangsa yang kuat, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan inilah yang terbukti mampu mengikat kuat persatuan bangsa hingga kini.
Bahkan semboyan yang ditulis oleh Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma ini diapresiasi dunia seperti yang pernah disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres.
Baca Juga:
Wamenag Sebut Indonesia Tidak Butuh Revolusi
"Untuk itu perbedaan harus dijaga karena bisa menciptakan keharmonisan dan kekuatan yang dahsyat untuk kebangsaan," kata dia.
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi mengatakan Sannipata bermakna pertemuan agung umat Buddha Indonesia di Bulan Waisak atas dasar kesadaran dari kondisi-kondisi yang baik.
"Diharapkan juga menjadi sarana meningkatkan pengertian, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur ajaran Buddha serta memperteguh sikap, perilaku dan cara pandang kehidupan beragama yang lebih moderat," katanya.