Akan tetapi FIFA bergeming. Sekalipun memiliki Komite Monitoring FIFA untuk Israel dan Palestina, namun tetap tidak ada hukuman yang dikeluarkan FIFA untuk Israel.
Dalam rilis yang dikeluarkan pada 27 Oktober 2017 silam, FIFA menyatakan konflik antara Israel dan Palestina tidak berkaitan dengan sepak bola.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
"Dewan FIFA mengakui bahwa situasi saat ini, untuk alasan yang tidak ada hubungannya dengan sepak bola, ditandai dengan kompleksitas dan kepekaan yang luar biasa dan oleh keadaan de facto tertentu yang tidak dapat diabaikan atau diubah secara sepihak oleh organisasi non-pemerintah seperti FIFA," demikian pernyataan FIFA.
Dua tahun setelah pernyataan FIFA itu, Israel makin menjadi setelah dengan kejam membatalkan Piala Palestina FIFA yang mempertemukan tim sepak bola papan atas Gaza, Khadamat Rafah, dan FC Balata dari Tepi Barat di laga final.
Warga Palestina melihat sepak bola sebagai 'pelarian' dari kesulitan hidup di bawah pengepungan dan pendudukan.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
Duel itu sangat dinanti akan menawarkan momen persatuan yang berharga di antara orang-orang Palestina dan akan ditonton oleh banyak orang, terlepas dari afiliasi politik atau lokasi geografis mereka.
Hanya saja tanpa alasan jelas seperti yang dilaporkan oleh majalah AS The Nation, Israel memutuskan untuk menolak momen kegembiraan yang singkat itu bagi warga Palestina.
Tetapi lagi-lagi FIFA tidak melakukan apa-apa meskipun final itu membawa nama lembaga tertinggi sepak bola tersebut.