Sementara itu, klub Israel yang terkenal rasis Beitar Jerusalem diizinkan bermain bebas, seperti tanpa hambatan, dan dilaporkan mengizinkan penggemar mereka menyanyikan lagu rasial.
Pernyataan selanjutnya, FIFA juga menegaskan pihaknya 'harus tetap netral' atas yang berkaitan dengan masalah politik.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
"Mengingat bahwa status akhir wilayah Tepi Barat adalah perhatian otoritas hukum publik internasional yang kompeten, Dewan FIFA setuju bahwa FIFA, sejalan dengan prinsip umum yang ditetapkan dalam Anggaran Dasarnya, harus tetap netral berkaitan dengan masalah politik," tulis FIFA.
Melihat situasi yang terjadi pada Rusia dan Ukraina saat ini, pernyataan FIFA itu menjadi standar ganda.
Pasalnya, konflik Rusia dan Ukraina merupakan imbas dari kebijakan politik kedua negara dan tidak ada hubungannya dengan sepak bola.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
Akan tetapi FIFA tanpa keberatan memberikan hukuman berat kepada Rusia yang menyerang Ukraina.
Standar ganda lain yang ditunjukkan FIFA adalah imbas dari solidaritas pihak lain kepada Palestina dan Ukraina.
Saat ini ramai dukungan kepada Ukraina, baik melalui unggahan di media sosial maupun aksi saat di lapangan pertandingan.