Di bawah kepemimpinannya, pencak silat berkembang pesat, tidak hanya sebagai olahraga tetapi juga sebagai warisan budaya yang diakui dunia.
Penerusnya di kursi ketua umum PB IPSI adalah Prabowo Subianto, yang hingga saat ini masih menjabat.
Baca Juga:
Sandiaga Uno Mengaku Bangga Pernah Berjuang Bersama Prabowo, Anies dan Ganjar
Periode kepemimpinan Eddie ditandai dengan terobosan besar, salah satunya adalah penyelenggaraan 1st International Invitation of Pencak Silat pada 1982, yang menjadi langkah awal pengenalan pencak silat di ranah internasional.
Setelah dua edisi awal berlangsung di kawasan Senayan, Jakarta, edisi ketiga pada tahun 1986 diadakan di Wina, Austria menjadi simbol ekspansi pencak silat ke luar negeri.
Setahun berselang, pada 1987, kejuaraan tersebut secara resmi berubah nama menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat.
Baca Juga:
Dugaan KKN di Proyek Gedung Pencak Silat, Aktivis Minta APH dan Komisi Persaingan Usaha Turun Tangan
Pada saat itu, Eddie juga tengah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Karena dedikasinya yang luar biasa dalam memperkenalkan pencak silat ke berbagai penjuru dunia, Eddie Mardjoeki Nalapraya secara luas dikenal dan dihormati sebagai "Bapak Pencak Silat Dunia".
Julukan itu bukan sekadar penghormatan simbolis, melainkan pengakuan nyata atas perjuangannya dalam membawa identitas budaya bangsa ke kancah global.