WahanaNews.co | Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, menyoroti mudahnya para pemain muda termakan teori konspirasi mengenai vaksin Covid-19.
Southgate menyoroti masalah itu, jelang pertandingan Inggris vs Andorra di Estadi Nacional, Minggu (10/10/2021) dini hari WIB, pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sang manajer berbicara soal minimnya pemain bintang yang mau divaksinasi.
Baca Juga:
Lagi, Pemain Bola Pensiun Dini Akibat Penyakit Jantung
Laporan soal minimnya tingkat vaksinasi di kalangan bintang sepakbola Inggris memang sempat mencuat. Hanya Liverpool yang dikabarkan hampir semua pemainnya divaksin, sementara tim raksasa lainnya diklaim masih sulit meyakinkan bintangnya.
Southgate menilai, pemain yang tidak mau diberi Covid-19 rata-rata karena terpengaruh unggahan di media sosial. Bahkan, ia menilai para pemain muda yang justru terpengaruh.
"Saya pikir dalam kelompok usia dan rentang usia (para pemainnya), saya tidak memiliki semua data dan statistik, saya merasakan orang yang lebih muda berada pada skala yang berbeda dalam hal penyerapan [informasi] kepada orang yang lebih tua," kata Gareth Southgate, seperti dilansir Sky Sports.
Baca Juga:
Pep Guardiola Berharap Phil Foden Bertahan Lama di Man City
"Mereka tampaknya lebih rentan terhadap postingan media sosial, atau menjalani kehidupan mereka di media sosial, di mana banyak teori mungkin berlimpah. Sementara kami mungkin hanya cukup berbicara dengan dokter umum kami dan melakukan hal-hal seperti itu."
"Tapi lihat, siapa tahu, saya bisa duduk di sini dalam waktu lima tahun dan telah salah. Dengan beberapa masalah lain, sudah sangat jelas apa yang benar dan apa yang salah. Saya bersedia berbicara tentang itu, tapi apakah bisa saya katakan 100 persen bahwa program vaksinasi itu aman? Saya tidak bisa, karena saya bukan ahli kimia, bukan dokter, dan bukan ilmuwan."
"Saya pikir, kita tidak akan berada dalam posisi program vaksinasi massal tanpa penelitian dilakukan, tanpa pemerintah, dan tenaga medis yang benar-benar yakin soal itu. Jadi, saya nyaman mengambil risiko itu," katanya.