WahanaNews.co | Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI),
Bambang Soesatyo alias Bamsoet, berharap agar keberadaan Sirkuit
Internasional Sentul tidak sekadar tempat balapan, melainkan menjadi ikon
otomotif sekaligus monumen kebanggaan bangsa.
Hal ini mengingat Sirkuit Sentul
merupakan saksi dari lahir dan majunya olahraga otomotif di Indonesia.
Baca Juga:
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif Menuju Netralitas Karbon
"Di sini pernah diselenggarakan
berbagai kejuaraan internasional bergengsi, seperti
Asian F3, A1 Grand Prix, GP2 Asia. Bahkan, di tahun
1996-1997, pernah menjadi tuan rumah MotoGP. Pada tahun 1997, misalnya,
Valentino Rossi yang bergabung dengan tim Aprilia ikut meramaikan balapan
dengan turun di kelas 125 cc dan menjadi juara. Sementara kelas 250 cc
dimenangkan Max Biagi dari Honda, dan di kelas bergengsi 500 cc dimenangkan
Tadayuki Okada," ujar Bambang Soesatyo, dalam
keterangannya, Sabtu (9/1/2021).
Mengingat hal tersebut, Bamsoet tidak
ingin kejayaan Sirkuit Sentul semakin pudar ditelan zaman.
Oleh karenanya, ia mendorong agar
setelah Sirkuit Mandalika di Lombok, Sirkuit Sentul bisa menjadi lokasi
perhelatan ajang balap bergengsi kelas dunia, MotoGP dan F1.
Baca Juga:
Kendaraan BAIC Asal China Siap Mengaspal di Indonesia
"Sebelum mengejar MotoGP maupun
F1, IMI mendukung manajemen Sirkuit Sentul terlebih dahulu menyelenggarakan
event internasional berskala Asia, seperti TCR Asia International Series, Asia
Road Racing Championship, Blanchpain GT World Challenge Asia, hingga Supercars
Championship," tandas Bamsoet.
Lebih lanjut, Bamsoet menilai, masyarakat Indonesia sudah sangat merindukan kehadiran event
olahraga balap berskala internasional.
Menurutnya, para promotor dunia tak
akan berpikir panjang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah, selama
keberadaan sirkuitnya memadai.
"Potensi market penonton di
Indonesia sangat besar. Sebagai gambaran, saat menjadi tuan rumah A1 GP
Championship pada tahun 2006, penonton tumpah ruah di Sirkuit Sentul. Bahkan, Presiden SBY sampai terjebak dalam kemacetan dan harus
menggunakan motor menuju Sirkuit Sentul untuk membuka A1. Kondisi tersebut
menggambarkan betapa masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi sangat menyukai event olahraga otomotif," pungkasnya. [qnt]