WahanaNews.co | Cabang olahraga angkat besi di Olimpiade 2020 sempat diterpa isu tidak sedap menyusul dugaan
pengunaan doping oleh lifter China, Hou Zhihui.
Sejumlah
media India sebelumnya ramai memberitakan Zhihui tengah menjalani tes doping
dengan sampel pertama menunjukkan hasil positif.
Baca Juga:
Peselancar Dunia Berlaga di Pantai Plengkung, Alas Puro Banyuwangi
Sementara,
sampel kedua belum diketahui hasilnya.
Jika
terbukti, perolehan medali emas Zhihui di nomor 49 kg putri akan
didiskualifikasi.
Sebagai
penggantinya, lifter India, Chanu Mirabai, berhak atas emas, sementara Windy Cantika Aisah asal
Indonesia berhak atas medali perak.
Baca Juga:
Tampil Percaya Diri, Greysia/Apriyani Menang
Meski
demikian, media India, ANI News, mengakui kesalahan mereka terkait berita
tersebut.
Kabar
Zhihui menjalani tes doping sebelumnya pertama kali diberitakan media tersebut.
"Sebelumnya, ANI telah melaporkan, Hou Zhihui akan diuji oleh otoritas anti-doping dan
jika dia gagal dalam tes, Chanu berpeluang mendapatkan emas. Tetapi, belum ada
pengujian dan itu adalah kesalahan yang tidak disengaja saat melaporkan
berita," tulis ANI News, Jumat (30/7/2021).
"Dijelaskan
bahwa Hou Zhihui tidak menjalani tes anti-doping. Selain itu, tidak ada
perkembangan dari prosedur rutin anti-doping yang dilakukan usai kompetisi 49
kg tersebut," lanjut mereka.
Jika kabar
ini valid, maka perolehan medali di nomor 49 kg putri takkan mengalami perubahan.
Zhihui
berhak atas emas, Mirabai meraih perak, sementara perunggu tetap menjadi milik
Windy.
Di sisi
lain, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyatakan, pihaknya enggan berspekulasi terkait kabar tersebut.
"Itu kan sifatnya harus ofisial. Ini kan kalau belum terbukti, mereka (IOC
dan panitia penyelenggara) belum boleh bicara ke siapa pun sekarang. Kalau
mereka ngomong [tanpa bukti], bisa dikomplain," ujar Ketua Umum KOI, Raja
Sapta Oktohari, ketika dihubungi wartawan, Rabu (28/7/2021).
"Jika
ada potensi untuk dicek ulang, berarti kan
ada keraguan terkait doping. Kami tidak mau berspekulasi dan hanya ingin
berpaku pada informasi yang sifatnya ofisial. Kami tidak mau berspekulasi
dengan berita yang belum ofisial," tandasnya. [qnt]