Menilik sejarah bulutangkis Indonesia, kemenangan Piala Thomas 1958 seakan-akan membuka pintu keberhasilan Indonesia di kejuaraan lainnya.
Saat itu, kemenangan tersebut disebut ajaib.
Baca Juga:
Indonesia Tumbang 0-3, India Juara Piala Thomas 2022
Baru pertama kali mengikuti kejuaraan itu, Indonesia langsung merebut Piala Thomas dari juara bertahan Malaysia.
Tentunya keberhasilan The Magnificent Seven saat itu bukan tanpa perjuangan.
Minim pengalaman bertanding dan modal seadanya justru menggerakkan masyarakat dan pembina organisasi bulutangkis untuk sepenuhnya mendukung tim.
Baca Juga:
Kalahkan Indonesia 3-0, India Juara Piala Thomas 2022
Pengumpulan dana khusus dilakukan masyarakat untuk mendatangkan Ferry Sonneville yang saat itu sedang kuliah di Belanda.
Organisasi induk pun masih dibiayai dari uang pribadi para pengurusnya.
Karena itulah, Piala Thomas memiliki makna tersendiri bagi Indonesia.