"Untuk itu, para lifter diharapkan tetap konsisten menjaga prestasi mereka terutama menghadapi rangkaian kejuaaraan yang merupakan babak kualifikasi Olimpiade 2024," lanjutnya.
Djoko menambahkan pihaknya berterima-kasih kepada Kemenpora yang selama ini telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil kepada para lifter selama Pelatnas. Juga saat keberangkatan mengikuti kejuaraan di luar negeri seperti Kejuaraan Dunia di Kolombia kali ini.
Baca Juga:
Kantongi 2 Medali Emas, Indonesia Naik ke Posisi ke-28 di Klasemen Olimpiade 2024
"Kami ingin membuktikan bahwa perhatian penuh yang diberikan Kemenpora, kami balas dengan capaian prestasi yang mumpuni. Harapan kami, agar untuk tahun berikutnya. Kemenpora dapat meningkatkan lagi bantuan yang diberikan kepada kami," harap Djoko.
Sedangkan lifter Rahmat sangat bersyukur bisa mempertajam rekor dunia pada angkatan clean and jerk dari 198kg menjadi 200kg. Hasil yang diukir Rahmat di Bogota itu juga menjadi rekor baru, memecahkan rekor dunia sebelumnya yang dipegang lifter China Shi Zhiyong sejak Kejuaraan Dunia 2019 dengan angkatan 197 kg.
Catatan tersebut sekaligus mempertajam catatan sebelumnya ketika pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Rahmat membawa pulang medali emas setelah meraih total angkatan 343 kg (snatch 151 kg dan clean and jerk 192 kg).
Baca Juga:
Gemilang di Paris 2024, Rizki Juniansyah Jadi Lifter Pertama Indonesia yang Raih Emas Olimpiade
"Tantangan di tahun depan semakin berat terutama untuk mengejar poin agar lolos Olimpiade 2024. Saya akan lebih fokus berlatih dan memperbaiki angkatan saya," ujar peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Sementara itu, Rizki Juniansyah yang memulai persaingan di Grup A meraih satu medali emas untuk kategori snatch dan dua perak pada clean and jerk dan total angkatan.
Rizky mencatatkan total angkatan 347 kg, dengan snatch 155 kg dan clean and jerk 192 kg. Dia sempat berusaha memecahkan rekor dunia junior snatch 158 kg pada kesempatan ketiga, namun gagal.