Juara dunia lima kali era 500 cc itu juga menilai Sirkuit Mandalika menantang karena memiliki karakteristik sirkuit cepat.
"Perubahan terjadi sangat cepat dari satu titik ke titik lainnya. Artinya, akan berlangsung balapan yang sangat ketat. Pemenangnya akan ditentukan pada lap terakhir. Sangat menarik," puji Doohan.
Baca Juga:
Yamaha R1 GYTR Temani Rossi Kembali ke Sirkuit Usai Pensiun
Warisan dan Branding
Menilik sejarah, Indonesia memang bukan negara yang memiliki tradisi kuat dalam dunia motorsport, meski beberapa tahun belakangan ini jutaan dolar digelontorkan sejumlah brand Tanah Air kepada tim-tim yang berkompetisi dalam berbagai kelas kejuaraan dunia MotoGP.
Baca Juga:
Antara Prestise dan Loyalitas: Zarco Dihadapkan Pilihan Sulit di MotoGP
Meski demikian, tidak ada kata terlambat untuk memulai hal itu, apalagi jika melihat keberhasilan Malaysia dan Thailand yang menuai kesuksesan menjadi bagian rutin kalender MotoGP.
"Indonesia kalau saya bilang mendingan jadi negara penyelenggara dulu tapi rutin, jangan setahun-dua tahun hilang, seperti di Sentul dulu kan cuma tahun 96-97 sudah hilang," kata pengamat otomotif, Arief Kurniawan, beberapa waktu lalu kepada wartawan.
"Kalau mau dianggap sebagai negara penyelenggara motorsports dengan tradisi yang kuat, eventnya juga harus digelar rutin," sambungnya.