Dalam duel final, Swiatek sempat tertinggal 0-3 sebelum bangkit dan membalikkan situasi.
Meski melakukan tujuh kali double fault, ia mampu mencatat sembilan ace yang akhirnya memastikan kemenangannya.
Baca Juga:
Mengenal Kembali Sejarah dan Perkembangan Aturan Futsal
“Saat reli berlangsung, saya merasa nyaman di lapangan. Namun, servis menjadi pembeda, saat dia membutuhkan ace, dia selalu bisa melakukannya,” komentar Paolini.
Bagi Paolini, pencapaian ini tetap istimewa karena ia menjadi petenis Italia pertama yang tampil di final Cincinnati Open.
Sebelumnya, ia sudah menorehkan prestasi dengan menjuarai Grand Slam ganda dan membawa pulang emas Olimpiade.
Baca Juga:
Tragedi Coalbrook 1960: Saat Ratusan Pekerja Tambang Afrika Selatan Terkubur Hidup-Hidup
“Turnamen ini jelas positif bagi saya, meski tentu saja hasilnya belum cukup. Saya hanya perlu terus berkembang,” ucapnya.
Cincinnati Open kerap dianggap sebagai ajang pemanasan menuju US Open yang digelar di New York pada 18 Agustus–8 September 2025.
Menariknya, dalam dua edisi terakhir, juara tunggal putra maupun putri Cincinnati Open selalu berhasil menjuarai US Open.