Bagus menambahkan, saat itu keadaan sudah tak terkendali, sehingga korban pun bertumbangan.
“Situasinya chaos. Polisi melempar gas air mata ke arah tribun. Kami berupaya menyelamatkan diri,” ujarnya.
Baca Juga:
Kapolda Jatim yang Baru Diminta Waspadai Mafia Tanah
Atas kericuhan itu, polisi memberikan keterangan bahwa terdapat 40 orang meninggal dunia.
Namun, hingga kini, belum ada pernyataan dari pejabat bersangkutan, baik dari Polres Malang atau Polda Jatim, terkait jumlah korban meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Bagus menuturkan, kondisi di dalam stadion penuh kepanikan.
Baca Juga:
Komnas HAM Klaim Kantongi Dalih PT LIB Tolak Ubah Jadwal Arema vs Persebaya
Suporter berhamburan berupaya menyelamatkan diri masing-masing.
Namun justru banyak suporter yang kehilangan nyawa di tengah kepanikan yang terjadi.
Karena panik, tak pelak terjadi saling dorong, bahkan saling injak, hingga memperparah jatuhnya korban.