Angka ini jauh lebih tinggi dari populasi malam hari yang hanya sekitar 10,68 juta orang. Selisih ini menunjukkan tingginya tingkat komuter harian dari wilayah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Artinya, sistem transportasi di Jakarta tidak bisa berdiri sendiri; harus ada integrasi yang lebih baik dengan daerah penyangga. Rekomendasi untuk masa depan Solusi transportasi di Jabodetabek harus bersifat terpadu dan berorientasi jangka panjang.
Beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan antara lain:
Baca Juga:
Segini Besaran Gaji Ketua RT 2025, Jakarta Masih Tertinggi
1. Pengembangan Jaringan Interkoneksi yang Merata Pembangunan jalur MRT timur-barat serta penambahan armada TransJakarta di jalur-jalur sibuk harus diprioritaskan. Selain itu, penguatan layanan Jaklingko di daerah yang belum terjangkau akan memberikan dampak besar bagi pengurangan kendaraan pribadi.
2. Transportasi yang Inklusif Pemerintah perlu memastikan bahwa moda transportasi dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas dan warga yang tinggal di pinggiran kota. Ini mencakup pengadaan fasilitas park and ride di sekitar stasiun KRL dan MRT.
3. Integrasi Kebijakan Transportasi Megapolitan Kolaborasi antarpemerintah daerah di Jabodetabek sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang seragam dan saling mendukung. Konsep aglomerasi kawasan megapolitan harus diwujudkan agar perencanaan transportasi dapat mengatasi mobilitas lintas wilayah.
Baca Juga:
Jakarta dan Kota-Kota Satelit Bersatu, Transformasi Besar di Depan Mata
4. Inovasi Teknologi dan Digitalisasi Sistem tiket terpadu yang telah diterapkan di Jabodetabek adalah langkah maju. Ke depan, inovasi seperti prediksi lalu lintas berbasis AI dan aplikasi navigasi terpadu dapat membantu masyarakat merencanakan perjalanan dengan lebih efisien. Penutup Transportasi umum tidak hanya soal mobilitas, tetapi juga tentang konservasi energi dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat, tantangan ini tidak bisa diabaikan. Integrasi moda transportasi, penyediaan layanan yang inklusif, dan penguatan kolaborasi antardaerah menjadi kunci untuk mengelola Jabodetabek sebagai kawasan perkotaan yang modern dan efisien.
Semoga masukan ini dapat menjadi perhatian para pembuat kebijakan transportasi dan urban planning, termasuk gubernur Jakarta yang akan datang.