WahanaNews.co | Jutaan ton debu dari gurun di seluruh dunia yang menyelimuti lapisan atmosfer menimbulkan efek perlambatan kenaikan suhu Bumi. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa debu dapat menutupi dampak dari gas rumah kaca pada perubahan iklim.
Melansir Sindonews, para peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), hingga saat ini, neraca debu masih belum stabil. Untuk mencoba memilah dampak iklim yang sebenarnya, para peneliti mengukur jumlah debu yang beredar di Bumi menggunakan data dari satelit dan sampel tanah.
Baca Juga:
NASA Temukan Planet Mirip Bumi, Bisakah Dihuni Manusia?
Para ilmuwan juga mengambil sampel inti dari ladang es, rawa gambut, dan sedimen laut untuk titik perbandingan sejarah. Mereka menemukan bahwa jumlah debu di atmosfer Bumi terus meningkat dari waktu ke waktu.
Faktanya, studi yang dilakukan oleh tim peneliti menunjukkan bahwa jumlah debu gurun yang beredar di udara setara dengan 26 juta ton, meningkat 55% dari pertengahan tahun 1800-an. Peningkatan partikel debu di udara ini, memiliki efek pendinginan bersih pada suhu global, menutupi hingga 8% dari pemanasan yang disebabkan oleh gas rumah kaca.
Menurut fisikawan atmosfer UCLA Jasper Kok, nilai sebenarnya dalam menentukan dampak debu atmosfer pada suhu Bumi terletak pada berbagai faktor dalam model iklim yang ada.
Baca Juga:
Fenomena Langka, 6 Planet Bakal Berbaris di Angkasa Awal Juni 2024
“Dengan menambahkan peningkatan debu gurun, yang menyumbang lebih dari setengah massa partikel atmosfer, kita dapat meningkatkan akurasi prediksi model iklim,” katanya dikutip dari laman NewAtlas, Kamis (19/1/2023).
Setiap tahun, jutaan ton debu dari gurun di seluruh dunia tersebar di atmosfer Bumi. Sekitar 50% dari debu ini berasal dari Gurun Sahara dan Sahel, sekitar 40% dari gurun Asia, dan sisanya berasal dari gurun yang tersebar di Amerika Utara dan Belahan Bumi Selatan.
Saat debu bergerak di atmosfer dan akhirnya turun kembali ke tanah, maka memiliki dampak yang berbeda-beda pada suhu Bumi. Misalnya, di atmosfer, debu dapat memantulkan sinar cahaya, membantu menjaga suhu planet tetap dingin.