WahanaNews.co | Syarat sebuah roket bisa tangkis asteroid 'pembunuh' planet diungkap Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Menurut NASA, waktu yang optimal adalah beberapa tahun atau mungkin beberapa dekade. NASA sendiri meluncurkan misi Double Asteroid Redirection Test (DART) pada akhir November 2021, setelah lima tahun perencanaan.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Tujuannya adalah untuk menguji teori pertahanan planet yang disebut teknik "penabrak kinetik." Metode ini pada dasarnya, mengubah lintasan asteroid dengan menabrakkan roket ke asteroid dengan kecepatan tinggi.
Pesawat DART itu akhirnya meluncur pada September 2022 lalu. Hasilnya, DART berhasil bertabrakan dengan asteroid Dimorphos, sebuah 'satelit alami' selebar 160 meter dan mengorbit asteroid yang lebih besar bernama Didymos pada jarak 11 juta kilometer dari Bumi.
Kekuatan tabrakan mengubah orbit Dimorphos di sekitar Didymos sekitar 33 menit, dan berhasil mengalihkan lintasan batu angkasa yang lebih kecil itu.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
"Saya bersorak ketika DART menabrak asteroid untuk demonstrasi teknologi pertahanan planet pertama di dunia, dan itu baru permulaan," kata Nicola Fox, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains di Markas Besar NASA di Washington, seperti dikutip dari situs NASA, dilansir dari CNN Indonesia.com, Sabtu (4/3/2023).
"Temuan ini menambah pemahaman mendasar kita tentang asteroid dan membangun fondasi tentang bagaimana manusia dapat mempertahankan Bumi dari asteroid yang berpotensi berbahaya dengan mengubah jalurnya," tambahnya.
Sebagai catatan, kedua asteroid ini tidak pernah menimbulkan risiko bagi Bumi. Namun ukuran asteroid dan orbitnya yang sama membuat mereka menjadi target yang ideal untuk misi ini.