Di bawah kedua kerangka di atas, ditemukan kerangka yang lebih tua lagi, berusia 12.000 tahun, dan punya tubuh yang unik.
Tulang yang didentifikasi milik seorang wanita ini sangat pendek, sehingga ilmuwan berasumsi ia adalah populasi yang terisolasi di pulau.
Baca Juga:
Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur Ditemukan Arkeolog Malaysia di Bukit Choras
"Pemakaman adalah manifestasi budaya yang unik untuk menyelidiki gelombang migrasi melalui terminal Pleistosen ke periode Holosen di Asia Tenggara," kata arkeolog Sofia Samper-Carro dari Australian National University.
Pulau Alor, NTT, adalah titik peleburan berbagai gelombang migrasi manusia purba, penemuan ini juga memberikan gambaran bagaimana budaya manusia purba seperti upacara pemakaman, berubah seiring waktu.
Mulai dari variasi posisi jenazah, hingga ada tidaknya hiasan makam, ungkap peneliti “menawarkan berbagai ekspresi sosial terkait dengan deposisi almarhum.”
Baca Juga:
Pantai Kuno di Italia Dibuka Kembali Usai Renovasi
"Upaya masa depan ini akan memberi kita wawasan yang lebih dalam untuk menafsirkan cara hidup masyarakat yang mendiami daratan utama dan pulau Asia Tenggara selama Pleistosen dan Holosen,” lanjut peneliti di makalah yang terbit di jurnal PLOS per 24 Agustus 2022. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.