BSSN sendiri pernah menjadi korban serangan siber yang menggunakan metode web defacement, tepatnya pada Oktober 2021.
Ketika itu, situsBSSN diserang oleh hacker bernama alias 'theMx0nday' sebagai identitasnya ini menyebut situs BSSN telah terkena serangan deface sejak Rabu 20 Oktober sebelum terungkap lima hari setelahnya.
Baca Juga:
Polisi Ungkap 300.000 Data Dibeli Sindikat Kejahatan Siber dari Dark Web
Selain itu ia menulis peretasan itu dilakukan untuk membalas pelaku yang diduga berasal dari Indonesia yang meretas situs negara Brazil.
Sebagai informasi, serangan siber terbagi menjadi serangan siber teknik dan serangan siber sosial. Semua serangan siber yang dituliskan di atas adalah serangan siber teknik.
Ada pula beberapa jenis serangan siber teknik lain, seperti SQL injection, brute force attack, DOS dan DDoS, man in the middle attack, corss site scripting, dan DNS (Domain Name Server) attack.
Baca Juga:
Pakar Keamanan Siber Ingatkan Pemerintah Soal Batas Waktu Pembentukan Komisi PDP
Menurut data ASEAN Cyberthreat 2021 yang dirilis Interpol, Indonesia menempati urutan pertama di antara negara-negara ASEAN perihal serangan malware.
Indonesia berada di urutan pertama dengan 1,3 juta kasus. Jumlah tersebut hampir setengah dari total keseluruhan ancaman ransomware di antara negara-negara ASEAN.
Vietnam berada di urutan kedua dengan 886.874 kasus. Sementara, Brunei menjadi yang terendah dengan 257 kasus.