WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan 19.171.977 upaya serangan siber berbasis web sepanjang 2024. Angka tersebut turun 34,85 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya lalu dengan 29.426.930 deteksi serangan.
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky mengatakan jumlah ancaman siber berfluktuasi, dan tidak menurun secara seragam.
Baca Juga:
Serangan Sadis di Lanny Jaya: Polisi Luka Bacok, Warga Sipil Tertembak
Ia menyebut penurunan serangan yang dirasakan pada 2024 dapat berasal dari beberapa faktor, seperti peningkatan teknologi deteksi dan pencegahan yang menutupi volume ancaman sebenarnya; pergeseran taktik penyerang ke arah serangan yang lebih canggih.
Kemudian, fokus pada target bernilai tinggi tertentu dan mengurangi jumlah keseluruhan insiden yang kurang begitu berdampak yang dilaporkan ke publik; serta peningkatan investasi dalam pelatihan kesadaran keamanan siber, yang mengarah pada lebih sedikit kampanye phishing yang berhasil.
"Penjelasan komprehensif ini menunjukkan gambaran yang kompleks mengenai lanskap ancaman siber, dan bukan sekadar penurunan keseluruhan aktivitas siber yang berbahaya," tutur Siang Tiong dalam sebuah keterangan, Senin (3/2).
Baca Juga:
Meski Terdampak Serangan, Kemlu RI Sebut KBRI Damaskus Tetap Aman
Ia mencontohkan salah satu serangan yang terjadi beberapa bulan lalu yang menargetkan platform perdagangan kripto di Indonesia yang mengakibatkan kerugian sekitar Rp300 miliar. Insiden ini selain menyebabkan kerugian finansial, tetapi juga membuat kerugian reputasi.
Kaspersky sendiri mengamati lonjakan aktivitas "drainer" di dark web pada tahun 2024. Drainer sendiri merupakan alat berbahaya yang dirancang untuk mencuri aset kripto pengguna, seperti token atau NFT.
Drainer baru bermunculan sepanjang tahun dan dipromosikan secara aktif di berbagai platform dark web. Secara umum, jumlah utas unik yang membahas drainer di dark web meningkat dari 55 pada 2022 menjadi 129 pada 2024.