Roychand dan rekan-rekannya juga mencoba melakukan pirolisis ampas kopi pada suhu 500° C. Namun, partikel biochar yang dihasilkan tidak terlalu kuat.
Kendati begitu, para peneliti masih perlu menilai daya tahan jangka panjang dari produk semen yang mereka teliti. Tim sekarang sedang menguji bagaimana kinerja semen kopi hibrida dalam siklus pembekuan/pencairan, penyerapan air, lecet, dan masih banyak lagi faktor penekan lainnya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut Optimalisasi EBT Menghasilkan Dua Manfaat Besar, Energi Bersih dan Tenaga Kerja Baru
Dikutip dari Science Alert, tim ini juga sedang berupaya menciptakan biobriket dari sumber limbah organik lainnya, termasuk kayu, sisa makanan, dan limbah pertanian.
"Penelitian kami masih dalam tahap awal, tetapi temuan menarik ini menawarkan cara inovatif untuk mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke TPA," kata insinyur RMIT, Shannon Kilmartin-Lynch.
Peneliti menilai dengan berkembangnya pasar konstruksi di seluruh dunia, permintaan akan beton yang menggunakan banyak sumber daya juga terus meningkat, sehingga menimbulkan tantangan lingkungan lainnya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS: Tanpa Hemat, Indonesia Tidak Akan Bisa Swasembada Energi
"Ekstraksi pasir alam yang sedang berlangsung di seluruh dunia - biasanya diambil dari dasar dan tepi sungai - untuk memenuhi permintaan industri konstruksi yang berkembang pesat berdampak besar pada lingkungan," kata insinyur RMIT, Jie Li.
"Dengan pendekatan ekonomi sirkular, kita dapat menjauhkan sampah organik dari tempat pembuangan akhir dan juga melestarikan sumber daya alam seperti pasir dengan lebih baik," sambungnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]