WAHANANEWS.CO, Bogor - Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,1 mengguncang wilayah Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (10/4/2025).
Guncangan ini cukup dirasakan oleh warga setempat, terutama di daerah yang berdekatan dengan episenter gempa.
Baca Juga:
Mengaku sebagai Tuan Setan, Pria AS Ini Ancam Bunuh Trump dan Elon Musk
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas Sesar Citarik, yang dikenal sebagai salah satu sesar aktif di Jawa Barat.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme geser (strike-slip).
Episenter gempa terletak di jalur Sesar Citarik, yang menurut penelitian Sidarto (2008), memiliki pola pergerakan geser mengiri (sinistral strike-slip).
Baca Juga:
Fenomena Langit Tak Biasa, Pink Moon Kembali Menyapa Bumi Malam Ini
"Gempa Bogor diduga kuat dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik, yang memiliki mekanisme geser mengiri sesuai dengan hasil analisis BMKG," ujar Daryono dalam keterangannya pada Jumat (11/4/2025).
Mengenal Sesar Citarik dan Karakteristiknya
Sesar Citarik merupakan salah satu sesar aktif yang membentang dari Pelabuhanratu hingga Bekasi.
Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sesar ini memiliki orientasi utara-timur laut hingga selatan-barat daya, dengan pola pergerakan mendatar mengiri.
Diperkirakan, sesar ini telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih terus mengalami pergerakan hingga saat ini.
Menurut jurnal "Dinamika Sesar Citarik" karya Sidarto, keberadaan sesar ini dapat diidentifikasi melalui kelurusan Sungai Citarik, yang menjadi salah satu penanda utama jalur pergerakannya.
Sesar ini pertama kali terbentuk pada periode tektonik Miosen Tengah sebagai sesar aktif secara transtensional.
Seiring perkembangan geologi, pada periode Plio-Plistosen dan Kuarter, Sesar Citarik tetap mempertahankan karakteristik pergerakan mendatar mengiri dengan kemiringan ke arah barat laut.
Aktivitas dan Potensi Dampak Sesar Citarik
Sesar Citarik memiliki jalur yang membentang dari Samudra Hindia, melewati Pelabuhanratu, Bogor, Bekasi, hingga mencapai Laut Jawa.
Sesar ini bahkan melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti Jakarta dan Bogor, yang berperan penting sebagai pusat ekonomi dan permukiman.
Karena memotong endapan aluvium Dataran Pantai Jakarta yang berusia Resen, Sesar Citarik dikategorikan sebagai sesar aktif.
Pergerakan sesar ini terjadi secara perlahan dalam jangka waktu panjang, namun akumulasi tekanan yang melebihi gaya gesekan batuan dapat menyebabkan pelepasan energi dalam bentuk gempa bumi.
Keberadaan Sesar Citarik menjadi perhatian serius bagi pengembangan infrastruktur perkotaan, terutama di daerah-daerah yang dilaluinya.
Di wilayah Pelabuhanratu, yang merupakan destinasi wisata pantai sekaligus ibu kota Kabupaten Sukabumi, diperlukan sistem mitigasi bencana yang lebih baik.
Salah satunya adalah pemasangan sistem peringatan dini tsunami, mengingat gempa dari sesar ini berpotensi memicu tsunami akibat interaksi dengan zona subduksi di Palung Jawa.
Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan, penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap aktivitas seismik di sekitar Sesar Citarik.
Penguatan struktur bangunan serta penyusunan kebijakan tata ruang berbasis mitigasi bencana menjadi langkah yang perlu diprioritaskan guna meminimalkan risiko di masa mendatang.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]