WahanaNews.co | Saat ini, negara-negara di dunia tengah berlomba-lomba memperkuat keamanan negaranya.
Berbagai macam alutsista diproduksi, bahkan dibeli dari negara lain guna memenuhi kebutuhan tersebut.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Tidak mau kalah dengan Amerika Serikat (AS), China turut pula produktif dalam hal pengadaan persenjataan baru yang mereka produksi sendiri.
China diketahui mengembangkan senjata sebagai antisipasi terhadap pesawat siluman AS
Pilot F-22 Raptor dan F-35 Joint Strike Fighter perlu lebih berhati-hati setelah ini.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Sebab militer China mengklaim telah berhasil mengembangkan radar anti-siluman yang dapat mendeteksi keberadaan pesawat-pesawat tidak terlihat alias siluman.
Dikembangkan oleh China Electronics Technology Group Corporation (CETC), radar anti-siluman yang disebut "YLC-8E" ini menggunakan teknologi elektro-magnetik untuk mendeteksi posisi pesawat siluman.
CETC menyebut "YLC-8E" sebagai radar intelijen generasi ke-4 dan diklaim mampu mendeteksi pesawat siluman hingga 95 persen.
Dikatakan bahwa radar anti-siluman ini memiliki kemampuan mendeteksi pesawat pada jarak 500 km atau rudal pada jarak 700 km.
Dikutip dari Defence Security Asia, menurut analis militer China, radar YLC-8E adalah radar anti-siluman pertama di dunia yang menggunakan sistem UHF dan dipromosikan sebagai radar yang mampu mendeteksi pesawat F-22 Raptor dan F-35.
Media Global Times China mengklaim bahwa radar anti-siluman "YLC-8E" yang terlibat dapat mendeteksi pesawat siluman seperti F-22 Raptor dan F-35 dan pesawat lain dari jarak jauh dengan akurasi tinggi.
Selain mendeteksi pesawat siluman, radar YLC-8E juga dapat bertindak sebagai radar peringatan dini serta radar pendeteksi tembakan artileri.
Menjadikan radar anti-siluman buatan China ini sebagai radar serbaguna, yang mampu mendeteksi berbagai target.
Dengan radar tunggal, ia dapat melakukan banyak fungsi, seperti yang diklaim oleh militer China.
Pengumuman China bahwa mereka telah berhasil mengembangkan radar anti-siluman datang ketika negara-negara di seluruh dunia berlomba untuk memperoleh pesawat siluman dan drone untuk meningkatkan kemampuan militer mereka.
Beijing mulai mengembangkan radar anti-siluman pada awal 2020.
Meskipun pada saat ini China belum betul-betul menggunakan radar tersebut, namum tetap jadi hal yang harus diwaspadai oleh pihak AS agar bisa mengantisipasi radar tersebut.
Sama seperti China, negara sekutunya yaitu Rusia juga memiliki senjata yang berbahaya bagi F-22 Raptor dan F-35 AS.
Sistem rudal tersebut bernama S-500 yang lebih canggih dari generasi sebelumnya.
Diketahui bahwa S-500 merupakan layanan yang bisa dibilang cukup baru.
Angkatan Darat Rusia dilaporkan akan mengganti sistem pertahanan udara S-400 dengan S-500 pada tahun 2024.
S-400 telah beroperasi sejak April 2007. Memiliki jangkauan target hingga 400 kilometer, sedangkan S-500 yang jauh lebih canggih dapat menarget sasaran mencapai 600 kilometer.
Fakta bahwa S-500 mampu menarget rudal hipersonik, memberikan keunggulan lebih baik atas S-400, dikutip dari Wio News.
Wio News juga mengabarkan bahwa S-500 bahkan dapat menarget bomber B-2 hingga pesawat tempur siluman seperti F-22 Raptor dan F-35.
Dilansir dari Military Watch Magazine bahwa saat ini sistem rudal S-500 buatan Rusia tidak memiliki pesaing di dunia dalam hal kinerja.
Sistem rudal S-500 ini memiliki jangkauan tembak sekitar 600 km, tiga kali lipat dari saingan terdekatnya di Barat.
Sistem Rudal S-500 memiliki kemampuan unik untuk mencegat rudal hipersonik bermanuver dengan kecepatan melebihi Mach 10.
Namun demikian, sistem S-500 buatan Rusia itu tidak dirancang terutama untuk pertempuran melawan pesawat tempur atau pesawat taktis lainnya seperti F-22 Raptor atau F-35 Eagle II AS.
Sistem rudal S-500 justru difokuskan terutama untuk sesuatu hal yang lebih besar seperti menetralisir target bernilai tinggi seperti pembom strategis, rudal balistik strategis, satelit, dan bahkan sampai pesawat luar angkasa.
Bagaimanapun sistem rudal S-500 Rusia ini memiliki potensi untuk memberikan kontribusi penting untuk mengatasi pesawat siluman musuh.
S-500 juga dioptimalkan dengan baik untuk menetralisir pesawat pendukung yang vital bagi operasi efektif pesawat tempur siluman musuh seperti pesawat peringatan dini udara (AEW) yang mengkoordinasikan unit-unit tempur NATO.
Satelit yang diandalkan untuk komunikasi, navigasi, pengawasan dan panduan senjata, bisa dinetralisir oleh S-500, dimana hal ini akan sangat menghambat operasi unit tempur siluman musuh.
S-500 mungkin tidak bisa ditugaskan untuk menargetkan pejuang siluman musuh secara langsung, namun kemampuannya memungkinkan untuk secara serius menghambat efektivitas unit tempur musuh. [qnt]