WahanaNews.co, Jakarta - Sepanjang 2023, BSSN menemukan ada 207 dugaan pelanggaran basis data.
Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra menyebut situs pemerintah jadi yang paling banyak mengalami kebocoran data.
Baca Juga:
PDN Cikarang, Kominfo Targetkan Aktif Awal 2025 Akui Efek PDNS 2
Hal itu disampaikan dalam agenda Ingram Micro Gear Security Day 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023) mengutip CNN Indonesia.
"BSSN sudah mendeteksi ada 207 dugaan pelanggaran data base sepanjang 2023. Terbanyak di situs administrasi pemerintahan sebanyak 55 persen. Ini wajar, kenapa? Karena sistem elektronik pemerintah banyak sekali," kata Ariandi.
"Ada ribuan sistem elektronik sehingga data breach paling banyak terjadi di pemerintahan. Di sektor teknologi dan informasi hanya 3 persen," ujarnya menambahkan.
Baca Juga:
Realisasi Anggaran PDN Kominfo Capai Rp 700 Miliar dari Dana APBN
Karena itu, pihaknya memperkuat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengantisipasi kebocoran data lanjutan. BSSN juga bekerjasama dengan Polri dalam hal penindakan dugaan tindak pidana pembobolan data.
"Tentunya kami melihat ada trend cyber yang sudah dirilis pada 2023 awal. Dari kemungkinan itu kami lihat sebagai mitigasi dini. Dalam hal itu perlu kerjasama untuk meminimalisasi kebocoran data dan memperkuat sistem elektronik," ucapnya.
Selain menggandeng lembaga negara, BSSN juga bekerjasama dengan sektor swasta. Ini dilakukan guna membentuk opini yang selarang ihwal keamanan data.
"Untuk kerjasama dengan sektor private, kami juga sedang membina paradigma yang sama karena swasta dan pemerintah berbeda. Sehingga kalau dilihat ada data breach sektor pemerintahan paling tinggi, itu karena sistem elektronik pemerintah banyak sekali," kata dia.
"Sejak awal tahun sudah banyak kerjasama mulai dari pertukaran SDM serta pelatihan dan pembinaan. Kami juga mengundang pakar dari luar negeri agar bisa mentransfer pengetahuan," ia menegaskan.
Senada dengan itu, Country Chief Executive, Indonesia, Ingram Micro Mulia Dewi Karnadi mengatakan bahwa data merupakan landasan penting bagi berbagai pemangku kebijakan untuk menentukan keputusan.
"Seiring dengan langkap digital yang dinamis oleh pengapdosian teknologi terkini seperti Big Data, Cloud, Internet of Things dan Kecerdasan Artifisial, data beserta analitiknya telah menjadi landasan kritikal bagi lahirnya keputusan penting yang strategis."
"Jadi sudah jelas bahwa keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan," tandas Dewi.
[Redaktur: Alpredo Gultom]