Temuan berharga lainnya, tim mendapati anggrek akar Taeniophyllum torricellense. Spesies anggrek ini pernah ditemukan di Pulau San Cristobal, Kepulauan Solomon, serta pegunungan Torricelli di Papua Nugini.
Tim juga menemukan anggrek epifit (anggrek yang tumbuh menumpang pada tumbuhan lain yang disebut inang tapi tidak bersifat parasit) Dendrobium incumbens yang sebelumnya cuma ditemukan Distrik Sepik dan Distrik Morobe, Papua Nugini.
Baca Juga:
Manfaat Daun Pegagan untuk Kesehatan Otak dan Persendian
“Penemuan anggrek Taeniophyllum torricellense dan Dendrobium incumbens ini saja sudah menambah jumlah keanekaragaman spesies anggrek di Indonesia. Kami sedang mengindentifikasi anggrek-anggrek lainnya untuk memperdalam kajian supaya mudah mengetahui keanekaragaman anggrek di sana,” ujar Rio.
Reza Saputra menambahkan lagi, selain melakukan studi untuk pengumpulan dan penyusunan data anggrek, tim pun melakukan penelitian botani di Pulau Batanta. Penelitian botani jarang dilakukan di sana.
Tim mengobservasi serta merekam upaya pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan oleh masyarakat adat. Penelitian ini sangat penting lantaran populasi suku Batanta cukup terbatas dan umumnya terkonsentrasi di tiga kampung di bagian selatan Pulau Batanta, yakni Yenanas, Waiman, dan Wailebet.
Baca Juga:
Upaya Pemerintah Kabupaten Barito Utara dalam Penanganan Inflasi Pangan
Hasil observasi sementara memperlihatkan lebih dari 100 jenis tumbuhan digunakan masyarakat adat untuk berbagai keperluan, mulai dari obat-obatan, pangan lokal, pakaian, upacara tradisional, kerajinan, perlengkapan rumah, bangunan, hingga material untuk membuat perahu.
“Dari berbagai sampel tumbuhan yang kami kumpulkan dan dicatat, masih menggunakan nama lokal dari bahasa Batanta atau Batta,” kata Reza.
Sebagai contoh, masyarakat adat Batanta mempunyai kearifan tradisional berupa pemanfaatan tumbuhan wilgelfun, yang bernama ilmiah bernama Coscinium fenestratum, sebagai obat malaria, sakit mata, gangguan pencernaan, serta letih. Tumbuhan teliih atau Terminalia catappa yang banyak tumbuh liar di pesisir biasa digunakan untuk mengobati luka terbuka, gangguan pecernaan, dan diare.