"Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat," tutur Andri.
Andri menjelaskan bahwa selain Bibit Siklon Tropis 97S, sirkulasi siklonik yang sudah terbentuk beberapa hari lalu di sekitar Nusa Tenggara juga memengaruhi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Siklon Errol Muncul dari Laut, Cuaca Ekstrem Mengintai NTT hingga 19 April
Kondisi ini diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Melihat potensi cuaca ini, Andri mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang dapat berujung bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja," tandasnya.
Baca Juga:
BMKG: Kemarau 2025 Diprediksi Singkat, Petani Bisa Untung tapi Juga Terancam
Potensi hujan lebat di sejumlah daerah
BMKG memprediksi sejumlah daerah bakal diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam beberapa waktu ke depan, terutama di wilayah barat dan timur.
Selain karena suspect area dan sirkulasi siklonik, kondisi ini juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang aktif, yakni La Nina lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal tahun 2025, serta angin monsun Asia yang mempengaruhi aliran massa udara dari wilayah Asia ke Indonesia.